Padang (infosumbar)- Memasuki hari ke-4 Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumatera Barat 2021, kembali menampilkan berbagai budaya dari berbagai etnis yang ada di Sumatera Barat. Rabu (4/10) malam giliran etnis Mentawai menampilkan kebudayaannya. Salah satunya proses pembuatan “titi” atau tato khas Mentawai.
Menurut sang performer Pitto Gagai, titi adalah salah satu kearifan lokal Mentawai yang harus dilestarikan. Namun, saat ini menato tubuh bukan lagi hal yang diwajibkan kepada setiap anak suku Mentawai.
“Kalau zaman sekarang, tidak ada kewajiban untuk ditato dan hanya untuk siapa yang mau saja. Tetapi karena saya memang menekuni bidang ini, jadi saya menato di beberapa bagian,” katanya
Lebih lanjut Pitto menjelaskan bahwa titi adalah sesuatu yang sakral bagi masyarakat Suku Mentawai. Bahkan, sebelum ditato biasanya akan diadakan ritual adat sebagai bentuk syukur.
“Tato Mentawai punya arti, filosofi dan bahkan tata letaknya tidak bisa sembarangan. Tato untuk perempuan dan laki-laki juga berbeda. Karena tato Mentawai ini ibaratnya adalah pakaian kami sebagai orang Mentawai. Jadi tentu saja pakaian laki-laki dan perempuan itu berbeda,” jelasnya kepada infosumbar Rabu (4/10)
Pitto menambahkan jika dulunya tinta yang digunakan untuk menato berupa jelaga. Dan jarum yang digunakan untuk menato biasanya terbuat dari duri, tulang atau kayu yang diruncingkan. Namun, sesuai perkembangan zaman, dirinya saat ini menggunakan tinta dan jarum khusus untuk tato.
Pitto juga menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat atas ruang yang sudah diberikan kepada suku Mentawai untuk memperkenalkan budayanya. (Iftitah/mg)