infosumbar.net – Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) merupakan salah satu provinsi yang memiliki tradisi mandi balimau untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Tradisi yang terus berkembang turun-temurun itu biasanya dilakukan satu hari menjelang puasa hampir di seluruh wilayah di Sumbar. Mandi Balimau artinya pencucian atau pensucian lahir dan batin menggunakan air limau.
Secara nasional, tradisi mandi balimau tidak hanya dilakukan di Sumbar, melainkan juga dilakukan di provinsi lain seperti Riau dan Bangka Belitung.
Mandi Balimau sendiri masuk dalam warisan budaya tekbenda Indonesia. Dijelaskan pada laman warisan budaya Kemdikbud, mandi balimau ialah mandi menjelang masuk bulan puasa Ramadhan bagi kaum Ibu (perempuan) dalam masyarakat Aneuk Jamee. Maksud dari mandi balimau itu adalah membersihkan diri sebelum masuk bulan suci ramadhan, atau menjelang hari raya Idul Fitri dan hara raya Idul Adha (10 Dzulhijah) yang dilakukan setiap tahun. Karena, bulan puasa Ramadhan adalah bulan beribadah, bagi kaum ibu tempo dulu mandi balimau itu sudah seperti satu kewajiban setiap tahun.
Mandi balimau tersebut hampir sama seperti zaman modern sekarang, yaitu mandi pakai shampo dan keramas rambut. Namu, pada zaman dahulu mandi balimau sebenarnya memiliki bahan-bahan ramuan khusus yang terdiri dari tumbuhna alam, yakni seperti Buah jeruk purut, batang serei wangi, batang kabelu, jeruk nipis, rumput wangi, bunga cempaga atau beungong jeumpa, bunga seulanga, dan lain-lain bunga yang wangi lazim disebut bunga rampai.
Setelah semua bahan tersebut dicencang kecil-kecil, ditaruh dalam timba atau baskom dan diisi air. Buah Jeruk purut dan jeruk nipis diiris-iris (dipotong) kemudian diremas agar asinya keluar. Setelah diaduk sampai merata dan air tersebut sudah berbau harum atau wangi, maka limau tersebut sudah jadi.
Tempo dulu limau tersebut meramunya dikerjakan malam hari, dan malam itu juga ditaruh airnya, besok pagi baru dipakai, satu malam merendam bahan ramuan adalah untuk wanginya menyatu dengan air. Mandi balimau ini tempo dulu juga dilakukan bagi pengantin perempuan (Nak Daro).
Tujuan mandi balimau tersebut agar pengantin tersebut badannya menjadi harum. Satu bulan sebelum acara peresmian perkawinan, Anak Daro (si gadis) diberikan minum pengharum nafas, yaitu para orang tua memberi anak daro minum air ramuan yang terdiri dari air daun sirih dan serai direbus sebagai air minum, gunanya agar nafas Anak Daro tersebut harum dan segar baunya. (peb)