Infosumbar.net – Enam unit rumah terbakar di Nagari Cupak Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok pada Selasa malam (3/1/2023).
Dari enam unit rumah yang terbakar, tiga diantaranya adalah rumah gadang.
Salah satu rumah gadang yang terbakar adalah rumah gadang yang telah berumur 158 tahun dan dibangun pada 1865.
“Bangunan rumah gadang masih asli, tanpa ukiran dan tidak ada renovasi,” kata Yulia Fransiska (37) keturunan ke 5 penghuni rumah gadang.
Menurutnya, dulu rumah gadang ini dibangun oleh Gaek Kupiah dan dulu banyak dihuni oleh keturunannya.
“Kalau sekarang rumah ini hanya dihuni oleh dua keluarga,” tuturnya pada Rabu (4/1/2023).
Selain itu, rumah gadang ini memiliki ciri khas tiga tingkat dan terdiri dari lima ruang serta memiliki empat lumbung padi.
Sering juga masyarakat menamai Rumah Gadang Atok Genteang Datuak Cupak.
Pada tingkat ketiga, sering digunakan sebagai tempat penyimpanan bawang, atau padi hasil panen.
“Rumah ini dulunya di zaman Belanda dijadikan sebagai tempat makan bagi warga disini,” sebutnya.
Tak kalah pentingnya, rumah gadang ini masih menyimpan barang-barang antik peninggalan Belanda, seperti meriam, lampu, keris, pakaian adat.
“Semuanya tak dapat kami selamatkan, karena api yang cepat membesar. Untuk masuk rumah saja tidak bisa,” tandasnya.
Untuk itu, jumlah kerugian atas peristiwa ini belum bisa dipastikan.
“Jumlah lampu Belanda saja ada enam. Kalau satu saja dijual bisa membangun rumah gadang,” terangnya.
Oleh karena itu, rumah gadang ini sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
“Wisatawan lokal maupun turis sering ke sini untuk melihat langsung barang antik peninggalan belada,” katanya.
Sementara itu, di bagian depan rumah gadang terdapat sebuah tabuah sepanjang lebih kurang enam meter yang dulunya sering dibunyikan warga dalam keadaan darurat.
“Misalnya kalau ada kebakaran, tabuah ini akan dipukul agar warga bisa berkumpul,” pungkasnya.
Sedangkan pada kayu tabuah terdapat ukiran ular yang menjadi ciri khasnya.
“Ukiran ular jadi ciri khas. Kayunya susah dilahap oleh api,” tuturnya.
Kini, rumah gadang hanya tersisa puing barando yang tak dimakan api karena terbuat dari bangunan semen.
“Januari 1864 dibangun, dan Januari 2023 bangunan ini juga telah hangus terbakar,” tutupnya.(Ayi)