Infosumbar.net – Kementerian Perindustrian Republik Indonesia turut angkat bicara terkait PHK masal yang dilakukan PT Tirta Ivestama (Aqua Solok) terhadap karyawannya.
Setelah sebelumnya, pada Jumat (2/12/2022) serikat pekerja Aqua kembali menemui Bupati Solok Epyardi Asda, untuk menyampaikan kejelasan nasib mereka pasca PHK.
Dalam siaran pers kemenperin.go.id disebutkan agar Pabrik Aqua Solok dapat beroperasi secara normal kembali.
Penciptaan iklim usaha yang kondusif perlu dilakukan termasuk dengan menjaga hubungan industrial antara manajemen perusahaan dan pekerjanya.
Tentunya, dengan suasana kerja yang harmonis dapat mendorong produktifitas yang optimal.
“Kami ingin masalah hubungan industrial segera terselesaikan dengan baik. Masalah industrial ini telah berdampak terhadap utilisasi Aqua Solok saat ini hanya 20 persen. TKBM (Tenaga Kerja Bongkar Muat) penunjang industri AMDK juga terkena imbasnya. Begitu dengan pekerja retail. Lebih dari itu, kami ingin agar pabrik Aqua Solok segera berproduksi untuk mendukung iklim investasi kondusif di Sumatera Barat,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Senin (5/12/2022).
Kedua belah pihak diharapkan dapat mengikuti aturan yang berlaku dalam menyelesaikan perselisihan dengan prinsip saling menghormati sehingga tidak mengganggu proses produksi pabrik.
Oleh karena itu, Kemenperin telah melakukan penelusuran lapangan ke PT. Tirta Investama (Aqua) Solok.
Kepala Pabrik Aqua Solok, Endro Wibowo mengatakan perusahaan terus berkomitmen untuk melakukan yang terbaik dalam operasionalnya dan terus menyediakan produk Aqua untuk memenuhi kebutuhan hidrasi konsumen di daerah sekitarnya.
“Kami percaya para pemangku kepentingan akan mendukung lingkungan investasi yang kondusif dan aman, sehingga kita bersama-sama dapat memberikan kontribusi lebih baik kepada Kabupaten Solok dan masyarakat di sekitar pabrik pada khususnya,” ujarnya.
Pabrik Aqua Solok merupakan fasilitas AMDK ke-13 yang didirikan oleh Aqua Grup di Indonesia pada tanggal 20 Juni 2013 lalu. Pendirian pabrik ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air minum yang sehat dan berkualitas bagi masyarakat Sumatera Barat.
Pabrik ini memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 155 orang, dengan utilitas produksi mencapai 60-75 persen. Pabrik ini memiliki tiga lini produksi, antara lain dua lini produksi galon dan satu lini produksi botol (600mL dan 1500mL). (Ayi)