Oleh : Pretti Sinta
(mahasiswa D4 Bahasa Inggris Bisnis dan Profesional, Politeknik Negeri Padang)
Infosumbar.net – Dalam beberapa tahun terakhir, angka kelahiran di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan angka kelahiran secara drastis, dengan tingkat kelahiran saat ini berada di titik terendah dalam satu dekade terakhir sebanyak hampir 30%. Faktor-faktor seperti peningkatan kesadaran tentang keluarga berencana, perubahan gaya hidup, dan penundaan pernikahan menjadi beberapa penyebab utama hal ini.
Penurunan angka kelahiran ini membawa dampak yang beragam bagi masyarakat. Di satu sisi, hal ini dapat mengurangi tekanan pada sumber daya alam dan lingkungan serta memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Namun, di sisi lain, penurunan angka kelahiran juga menimbulkan kekhawatiran tentang potensi krisis demografi di masa depan, di mana jumlah penduduk usia produktif semakin berkurang dan populasi lanjut usia meningkat.
Menurut survey yang telah kami lakukan melalui kusioner ‘usia ideal pernikahan generasi Z’, tercatat sebanyak 60% participant lebih memilih untuk menikah di usia 25-35 tahun, sedangkan 40% lainnya merasa belum terpikirkan untuk melakukan pernikahan. Alasan dibalik hal ini ialah ketakutan akan
beban finansial yang berat. Generasi Z tidak ingin anak-anak mereka mengalami tekanan finansial
yang dikenal sebagai ‘generasi sandwich’, di mana mereka harus menanggung biaya hidup orang tua, keluarga, dan anak-anak mereka sekaligus.
‘saya pribadi merasa tanggung jawab kepada anak itu sangatlah besar, menurut saya finansial yang tidak stabil tetapi memiliki banyak anak itu adalah suatu kejahatan, karena hal itu dapat berakibat mengubur mimpi anak-anak dimasa depan kelak, seperti saya”, ungkap Elsa (22) salah satu wanita kelahiran 2002 asal Padang, Elsa cenderung memilih untuk menikah di usia yang lebih matang,
sekitar akhir 20-an atau awal 30-an. Keputusan ini didasari oleh keinginannya untuk memastikan stabilitas finansial dan emosional sebelum memulai keluarga.
Dengan hal ini, Pemerintah Indonesia terus berupaya mencari solusi untuk menjaga keseimbangan demografis, salah satunya dengan meningkatkan program-program kesejahteraan keluarga dan pendidikan. Harapannya, dengan langkah-langkah ini, Indonesia dapat mengelola dampak dari penurunan angka kelahiran dan menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berkelanjutan.