Infosumbar.net – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dalam konferensi pers pada Senin (30/10/2023) malam waktu setempat mengatakan, bahwa negaranya dengan tegas tidak setuju untuk gencatan senjaata atau menghentikan serangan.
“jika serangan dihentikan, maka hal itu akan memperkuat Hamas,” katanya dikutip dari New York Times pada Rabu (1/11/2023),
Dengan nada menantang dalam konferensi pers tersebut, Netanyahu mengesampingkan gencatan senjata di Gaza, menolak seruan pengunduran dirinya dan menolak kritik atas serangan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil di Gaza.
Lawan politik Netanyahu, telah menyerukan agar dia mengundurkan diri karena kegagalannya menghentikan serangan 7 Oktober, ketika teroris dari Gaza menyerbu Israel dan membunuh lebih dari 1.400 orang.
Sedangkan menurut Menteri Kesehatan Palestina, serangan balik Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 8.000 orang.
Serangan ini telah menimbulkan kecaman luas, dimana kelompok-kelompok kemanusiaan dan Majelis Umum PBB menyerukan gencatan senjata.
“Sama seperti Amerika Serikat yang tidak menyetujui gencatan senjata setelah pemboman Pearl Harbor atau setelah serangan teroris 11 September, Israel juga tidak akan menyetujui penghentian permusuhan dengan Hamas setelah serangan mengerikan pada 7 Oktober,” ujar Netanyahu.
Ia menambahkan bahwa, seruan untuk gencatan senjata adalah seruan agar Israel menyerah kepada Hamas, untuk menyerah pada terorisme.
Dia kemudian menepis tuduhan bahwa Israel secara kolektif menghukum lebih dari dua juta warga Gaza atas kejahatan Hamas.
Israel telah memutus aliran listrik, bahan bakar dan sebagian besar pasokan makanan dan air ke Gaza, dan serangan udaranya telah menewaskan lebih dari 3.000 anak, menurut kementerian kesehatan Gaza.
Netanyahu mengatakan Israel melakukan apa yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan nyawa warga sipil. Dia mengutip peringatan Israel terhadap warga sipil untuk pindah ke Gaza selatan, di mana serangan Israel lebih sedikit.
“Kami tidak akan menyerah pada Hamas. Kami berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah jatuhnya korban sipil,” kata Netanyahu. (Ayi)