Infosumbar.net – Firdaus (37) yang berasal dari Kota Solok merupakan salah satu contoh bahwa kekurangan pada fisik bukan menjadi penghalang untuk terus maju dan sukses mengukir prestasi.
Buktinya, pria yang akrab di sapa Ir ini, dapat menjuarai kompetisi Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional untuk Disabilitas 2022 oleh Kemenkominfo.
Pemuda yang berasal dari Kelurahan Kampung Jawa, Kecamatan Tanjung Harapan ini, bahkan bakal berangkat ke korea selatan selama empat hari pada pada 26 Oktober -1 November 2023.
Meski terlahir dan tumbuh serba kekurangan, namun hal ini tidaklah menjadi penghalang bagi Firdaus untuk beraktifitas layaknya manusia normal.
“Tahun 2022, saya ikut kompetisi TIK yang dilaksanakan Kominfo. Saya coba daftar dan alhamdulillah menang juara tingkat regional. Kemudian di saring lagi jadi juara tingkat nasional,” kata pria kelahiran 5 Maret 1985 itu.
Menang kompetisi TIK bidang Publik Relation dan mengalahkan banyak peserta di Indonesia, tak serta merta mudah didapatkannya.
Berkat semangat kerja kerasnya belajar otodidak, prestasti itu akhirnya dapat ia raih.
“Jadi lomba ini berhubungan dengan brandung produk untuk nanti dijual di sosial media maupun dunia digital lainnya,” ujarnya.
Ilmu ini, awal mula ia peroleh saat mengenyam pendidikan di UMMY Solok pada jurusan Publik Relation jenjang D3.
“Awal mula tertarik PR saya dulu kuliah jurusan PR, dan tamat tahun 2006 di Ummy. Awalnya ngasal pilih jurusan ini, ternyata memang minat saya disini,” jelasnya.
Selanjutnya, ia terus mengembangkan bakatnya dengan terus berlatih dan mulai mempelajari hal baru belajar mengenai komputer.
“Jadi selain itu, saya pernah selama empat tahun pada 2018-2021 di Solo belajar TIK dengan reparasi komputer di sana dan bisa,” terangnya.
Disamping itu, kini Firdaus hanya hidup sebatang kara di rumahnya. Anak kedua dari tiga bersaudara ini, kini sudah kehilangan kedua orangtuanya yang lebih dulu menghadap ilahi.
Sang ibu, Almarhumah Fatmawati, meninggal dunia pada tahun 2017 dan sang ayah meninggal dunia pada tahun 2021.
“Kedua saudara saya pun sudah jauh, ada yang di Payakumbuh dan Padang. Jadi saya sehari hari hidup sendiri,” tuturnya.
Sedari dulu, Firdaus sudan sering diremehkan karena kondisi fisiknya sebagai penyandang disabilitas.
Kondisi ini, kata Firdaus sudah ia derita semenjak baru lahir dimana ia lahir prematur dengan usia kandungan enam bulan.
Akan tetapi, hal ini tidak menyurutkan Firdaus dan semangat untuk sekolah pada sekolah normal dan negeri.
“Saya sekolah di sekolah negeri, tidak pernah di SLB. SD di SD N 07 Kampung Jawa, lanjut di SMP N 3 Kota Solok dan lanjut lagi di SMA N 3 Kota Solok,” tambahnya.
Sedangkan motivasi Firdaus untuk terus bangkit dan berubah adalah untuk mengangkat martabat disabilitas dan mengubah stigma Disablitas yang sering dipadang sebelah mata.
“Stigma seperti itu harus diubah, meskipun kami disabilitas jangan dipandang sebelah mata. Kami bisa setara dengan orang normal. Kan kita sama sama manuisa,” ucapnya.
Yang mana, prestasi lain juga pernah disabet Firdaus diantaranya pernah juara satu mewakili Sumbar untuk olahraga disablitas tahun 2006.
Terkahir, Firdaus berharap bisa terus mengasah skill dan ingin berguna bagi sesama terutama penyandang disabilitas.
“Agar penyandang disabilitas lain bisa dianggap setara dengan mempunyai skill dan mengangkat citranya,” tandasnya.
“Saya juga punya rencna membuka peluang usaha dan seluruh pekerjanya disabiltas, merangkul disabilitas, nanti selain mereka bisa belajar disitu mereka bisa mengembangkan diri dan menumbuhkan ekonomi,” imbuhnya. (Ayi)