Infosumbar.net – Kuliner Sumatera Barat memang tidak ada habisnya untuk dicoba. Setiap daerah di Sumbar, punya kuliner khas masing masing yang memiliki cita rasa unik nan menggugah selera.
Termasuk di Nagari Sulik Aia, Kecamatan X Koto Di atas, Kabupaten Solok. Selain dikenal dengan rumah gadang 20 ruangnya, di Nagari Sulik Aia juga terdapat kuliner khas yakni Samba Ayam Itam.
Berbeda dengan kebanyakan makanan khas lainnya, Samba Ayam Itam memiliki perbedaan yang sangat signifikan yakni warna yang hitam seperti lumpur.
Warna hitam ini muncul akibat adonan ayam sicampur dengan Galundi. Salah satu rumah makan di Sulik Aia yang menyedikan masakan khas Samba Ayam Itam ini adalah Rumah Makan Yen Seroja, yang jaraknya hanya beberapa meter dari Kantor Walinagari Sulik Aia.
Yen (63) menyebutkan, tidak banyak rumah makan di Sulik Aia menyediakan Samba Ayam Itam sebagai salah satu menu masakan di rumah makan miliknya.
“Saya sendiri menyediakan menu Samba Ayam Itam ini hanya dua kali dalam seminggu, yakni pada Senin dan Kamis. Kalau setiap hari takutnya nanti pelanggan bosan,” katanya kepada Infosumbar.net pada Senin (16/10/2023).
Kemudian, Yen menyebutkan, untuk membuat Samba Ayam Itam sendiri hampir sama dengan membuat gulai ayam. Rasanya gurih dan lezat untuk dicampur dengan nasi hangat.
“Bumbu dasarnya sama dengan bumbu ayam gulai seperti bawang putih, bawang merah, dan bahan dasar lainnya. Namun yang membedakan adalah nanti dikasih buah Galundi sehingga menghasilkan warna yang hitam,” ujarnya.
Buah Galundi sendiri, sebelumnya disangrai dan dipanaskan didalam wajan hingga nanti ditumbuk halus. Ayam yang digunakan, merupakan ayam kampung atau ayam potong yang dibeli di pasar.
“Sebelumnya memang saya yang mengelola dari awal buah Galundi ini namun sekarang, kebetulan sudah ada bumbu galundi jadi yang kebetulan dibikin adik saya. Jadi saya pesan yang sudah jadi saja,” jelasnya.
Satu porsi Samba Ayam Itam Yen Seroja dijual dengan harga yang terjangkau yakni 17 ribu. Tak hanya ayam itam , Yen turut menyediakan menu masakan lainnya seperti ayam rica-rica, ayam goreng dan ayam bakar.
“Kalau saya jualan di Rumah makan ini baru empat tahun. Satu porsi pakai nasi saya jual Rp 17 ribu dan kalau tidak pakai nasi saya jual Rp 12 ribu,” ungkapnya.
Oleh karena itu, tak jarang Samba Ayam Itam Yen sering dipesan untuk dibawa keluar daerah hingga sampai ke Pulau Jawa.
“Ada juga yang memesan untuk dibawa ke Pulau Jawa maupun ke daerah lain. Namu kalau ke luar negeri memang belum pernah,” tuturnya.
Selain itu, Samba Ayam Itam Galundi ini juga dapat ditemuka pada perayaan hari besar islam maupun acara adat.
“Biasaya pas ada acara baralek, saat manjalang makanan ini akan disediakan,” ujarnya.
Sementara itu, pada tahun 2016, Sulik Aia pernah mendapatkan piagam penghargaan Museum Rekor Dunia-Indonesia, atas memasak samba itam di tungku terbanyak. (Ayi)