Infosumbar.net – Hingga kini, tiga kelas di SMA Negeri 2 Kota Solok masih belajar pada kelas darurat pengganti untuk sementara sampai kelas baru kembali dibangun.
Waka Humas SMA Negeri 2 Kota Solok, Guntur mengatakan, Waka Humas SMA N 2 Kota Solok, Guntur, menyebutkan, tiga kelas tersebut adalah kelas 10 dan 11.
“Kalau yang mengunakan kelas darurat yang dibangun diantara ruangan berwudhu dipakai kelas 10 E. Ada juga sebuah ruangan labor kimia yang dibagi menjadi dua kelas yakni 11 F8 dan 11 F9,” katanya di ruangannya pada Senin (4/9/2023).
Kemudian, katanya, pihak sekolah sudah meminta permohonan bantuan kepada Dinas PUPR Provinsi Sumatera Barat untuk memeriksa bangunan yang masih tersisa dari api, untuk direnovasi.
“Sudah kami minta bantuan kepada PUPR Provinsi Sumbar untuk mencek bangunan yang terbakar itu, apakah masih layak atau tidak. Ternyata memang sudah tidak layak,” sebutnya.
Oleh karena itu, saat ini pihak sekolah mengusahakan penghapusan aset untuk setelahnya bisa dibangun ulang.
“Namun selain itu sudah ada bantuan materil dari sekolah lain maupun alumni. Serta dari pemerintah masih dalam tahap pengajuan,” ujarnya.
Disisi lain, masih ada 108 siswa yang belajar di kelas darurat dan terkendala ruangan yang sempit dan kepanasan.
“Ya karena masih darurat, keluhan atau kendalanya kelas menjadi panas dan tidak nyaman dalam belajar,” ucapnya.
Selain itu, jika ada mata pelajaran yg memerlukan komputer informatika, guri akan membawa infocus dan laptop ke kelas untuk proses pembelajaran.
“Ruangan komputer kan juga terbakar. Jadi mereka sekedar mengetahui belum ada praktek. Kemaren untuk ANBK kami, menumpang ke SMA N 3 Kota Solok selama 4 hari pelaksanan,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia berharap kedepannya ruangan kelas baru segera dibangun agar muris dapat mengikuti PBM seperti biasa.
Sementara itu, salah satu murid yang belahar di kelas darurat, Fadhli hendrawan kelas XIF9 menyebutkan, kelas terasa sempit dan panas karena ruangan labor dibagi menjadi dua.
“Agak kurang nyaman sebenarnya karena sempit dan kepanasan. Serta fasilitasnya juga kurang,” jelasnya.
Disamping itu, kerugian akibat kebakaran ini lebih kurang Rp 2 Milliar serta penyebab kebakaran disebabkan karena colokan dispenser yang air pada galonnya kosong hingga memunculkan sumber api di ruangan labor. (Ayi)