Infosumbar.net – Suasana Pasar Raya Solok, tepatnya di lantai II tahap IV yang khusus menyediakan pakaian anak-anak hingga dewasa, terpantau sepi pengunjung.
Adapun dalam kunjungan Infosumbar.net pada Rabu (25/10/2023), suasana kios sunyi dan banyak yang tutup.
Hingga siang hari, banyak pedagang yang hanya berdiam diri, hingga bermain ponsel untuk menunggu pembeli datang.
Saat baru masuk ke blok tersebut, tampak depan sejumlah kios masih buka. Saat ada pengunjung yang melintas, tak jarang para pedagang menyapa dan mengucapkan kalimat khasnya agar pengunjung tertarik untuk membeli.
“Mau beli apa kak.. boleh dilihat dulu,” kata salah satu pedagang saat ada pengunjung yang lewat.
Semakin masuk ke dalam, semakin banyak kios yang tutup dan tidak lagi berjualan.
Salah satu pedagang yang masih bertahan dan sempat diwawancarai Infosumbar.net adalah Darmawi (63).
Menurutnya, satu persatu banyak kios pakaian yang tutup akibat tidak adanya pembeli dan jualan tidak laku.
“Banyak sekali pedagang pakaian disini yang sudah tidak jualan karena tidak ada pembeli, setengah dari pedagang disini sekitar 25 kios mungkin sudah tutup tak mampu bertahan,” ujarnya.
Hal ini, paling banyak terjadi, kata Darmawi saat setelah hari Raya Idul Fitri tahun 2023.
“Setelah lebaran banyak yang tutup. Saat lebaran pun ramainya kurang, tidak seperti tahun-tahun kemaren. Namun saat pandemi sekitar 2021 lah paling berasa sampai sekarang sepinya,” sebutnya.
Pedagang yang tutup dan gulung tikar kebanyakan kini beralih profesi untuk melanjutkan hidup.
“Setau saya ada yang jualan sayur, ada yang jualan makanan di depan rumah, macam macamlah,” tandasnya.
Darmawi sendiri, sudah berjualan di Pasar Raya Solok semenjak tahun 2003. Dan menrutnya, semenjak pandemi hingga sekarang adalah waktu yang paling sedikit dan merosot penjualan.
Banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Salah satunya, adalah karena menjamurnya jualan online sehingga masyarakat enggan untuk membeli pakaian langsung ke toko.
“Paling kalau sudah terdesak baru ke pasar. Kalau online kan pengirimannya biasanya lama dan memakan waktu,” ungkapnya.
Darmawi sendiri, menjual berbagai jenis pakaian anak laki-laki dan perempuan dari bayi hingga SMP.
Tak jarang hal ini menyebabkan dagangannya dalam satu hari tak laku alias tidak pecah telor.
“Sering, dalam sehari itu tidak ada yang beli. Tidak bisa ditebak, kadang dalam dua hari baru pecah telor, besoknya tidak lagi,” terangnya. (Ayi)