Infosumbar.net – Puncak pelaksanaan Galanggang Arang dilaksanakan di Stasiun Kota Solok pada 13-14 Desember 2023.
Dilokasi tersebut, juga ditampilkan pameran seni Kaba Rupa Aktivasi Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS).
Lokasi pameran disediakan di gerbong kereta api dan depo lokomotif yang sudah lama mati atau tidak aktif.
Gerbong dan depo lokomotif disulap menjadi galeri yang bisa dinikmati masyarakat.
Kereta api yang telah disulap dengan mural nan warna warni tersebut dinamakan kereta jalur budaya yang akan menghidupkan kembali memori kolektif sepanjang 6x 16 meter.
Menariknya, pada bagian atas kereta terdapat sebuah replika batu bara raksasa yang diberi nama emas hitam.
Yusuf Fadli Aser, bersama komunitas seni Rumah Ada Seni dalam keterangannya di instagram @kabarupa menuturkan Emas Hitam ini merupakan represntasi sawanlunto sebagai identitas kota tambang batubara, yang menjadi salah satu peran penting dimasanya.
“Bahkan kualitas batu bara Sawahlunto setara dengan kualitas batu bara yang ada di Australia. Hal ini seperti sesuatu yang berharga, seperti emas yang terbungkus batu bara,” katanya.
Pameran ini, tentunya menarik pengunjung yang datang untuk mengabadikan momen bersama sahabat, teman maupun orang terdekat.
Silih berganti, pengunjung berswafoto di depan lokomotif yang sudah disulap cantik tersebut.
Salah satu pengunjung tersebut adalah Andria Dina (40).
Pada hari penutupan Kamis (14/12/2023), Dina datang bersama sang anak yang masih berusia lima tahun dan berfoto di depan lokomotif.
“Buat kenang-kenangan, saya foto anak di pameran lokomotif yang sudah cantik ini,” katanya saat diwawancari Infosumbar.net.
Menurutnya, selain lukisan mural di gerbong kereta, batu bara raksasa pada pameran tersebut sangat unik.
“Sangat unik batu baranya, sayang kalau tidak di foto,” ujarnya.
Dina pun menceritakan bagaiama kondisi Stasiun Kota Solok yang tidak terawat sebelum ada acara Galanggang Arang.
“Biasanya saya sama anak sering main ke sini kalau sore- sore, tapi kan sebelum ada acara ini stasiun tidak terawat, kumuh dan bahkan angker. Jadinya takut kalau ke sini,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia sangat senang dengan Galanggang Arang, Stasiun menjadi terawat dan bersih.
“Jarang-jarang ada kegiatan seperti ini apalagi pamerannya unik unik,” jelasnya.
Disamping itu, dengan pameran tersebut ia mengingat terakhir kali naik kereta di Stasiun Kota Solok pada tahun 2013.
“Saya itu terakhir naik kereta di Stasiun Kota Solok tahun 2013. Saat itu lebaran dan saya naik kereta ke Sawahlunto,” ungkapnya.
Ia berharap, kereta api di Stasiun Kota Solok kedepannya dapat diaktifkan kembali dan menjadi tujuan wisata.
“Bagusnya diaktifkan lagi, kan bisa jadi destinasi wisata apalagi bagi anak-anak seperti sekarang yang ada di Sawahlunto. Setidaknya saat momen anak libur sekolah atau lebaran,” tutupnya. (Ayi)