Infosumbar.net- Dewasa ini, masakan khas Minangkabau cukup digemari di dunia kuliner nasional maupun internasional. Tentunya, masakan tersebut menyita perhatian banyak pihak, salah satunya bagi musisi.
Sebab, makanan bisa ditafsirkan ke dalam berbagai hal, termasuk ke dalam musik. Selama puluhan tahun, banyak lagu terkenal yang terinspirasi dari nama makanan ataupun kuliner tertentu.
Bagi dunia musik di Sumatera Barat (Sumbar) sendiri, terdapat sejumlah penyanyi maupun komposer lagu mengambil tema ataupun judul lagu kuliner khas asal provinsi tersebut.
Alasannya pun beragam, selain dalam konteks hiburan, lagu yang mengangkat tentang kuliner Minangkabau itu juga memberikan pesan tersendiri.
Untuk itu, mari kita simak enam kuliner khas Minang yang dijadikan lagu
1. Lompong Sagu
Lagu ini diciptakan oleh Oslan Husein dan dipopulerkan oleh Elly Kasim. Adapun lagu ini mempunyai makna tentang kehidupan, dan lirik yang begitu menarik lantaran seperti susunan pantun.
Salah satu makna kehidupan yang terkandung dalam lagu ini ialah pemalas tidak akan disukai orang, meskipun ia memilik rupa yang bagus (cantik/ganteng). Lebih lanjut, berikut potongan liriknya:
Rupo rancak rupo rancak tapi pamaleh
Indaklah ado indaklah ado urang nan suko
Adapun, Lompong Sagu sendiri adalah kuliner asal Sumbar yang terbuat dari tepung sagu yang diadul bersama pisang kepok, santan, kelapa dan gula aren.
2. Palai Bada
Palai Bada merupakan kuliner yang berbahan dasar ikan kecil (bada) yang diberi bumbu khas. Biasanya Palai Bada dibungkus dalam daun pisang.
Berkat keunikan dari bentuk dan rasanya, seorang pencipta lagu asal Sumatra Barat yaitu M. Gaus menuangkan inspirasinya mengenai hidangan Palai Bada ke dalam lagu dengan judul yang sama dan sudah dinyanyikan oleh beberapa penyanyi terkenal Minangkabau. Elly Kasim menjadi yang pertama mempopulerkan lagu ini.
3. Sala Lauak
Bagi orang Pariaman, siapa yang tidak mengetahui makanan satu ini, yaitu Sala Lauak. Sala Lauak merupakan makanan atau cemilan yang berbahan dasar tepung beras bewarna kuning kecoklatan.
Sala Lauak memiliki cita rasa yang gurih. Biasanya dijadikan kudapan pendamping seperti lontong, sate dan lain-lain atau dimakan langsung. Cemilan ini cukup santer terdengar, bahkan dijadikan judul lagu.
Lagu dengan judul Sala Lauak itu diciptakan M. Gaus dan dipopulerkan oleh Elly Kasim. Tampaknya kombinasi kedua orang tersebut kerap mempopulerkan masakan khas Minang. Adapun lagu tersebut tentu menonjolkan betapa enaknya dari Sala Lauak tersebut.
4. Kue Mangkuak
Lagu Kue Mangkuak diciptakan oleh Masroel Mamudja dan dinyanyikan oleh Eva Noerdin. Konon, lagu ini berisi tentang orang yang berjualan Kue Mangkuak bernama si Polo. Hal ini bisa kita lihat dari penggalan lirik berikut ini:
Si Polo lah bajojo tiok pagi (Si Polo telah menjajakan tiap pagi)
Polo kamanakan Mak Inggi (Polo merupakan kemenakan dari Mak Inggi)
Malangkiang suaronyo tinggi (Melengking suaranya tinggi)
Tiok manjojo mangkuak uncu mani (Setiap menjajakan mangkuak Uncu Mani).
5. Kolak Sarabi
Kolak Sarabi turut menjadi inspirasi salah satu judul Lagu Minang. Lagu ciptaan Asben itu dibawakan langsung oleh Fetty, musisi Minang tahun 90-an. Lagu ini menceritakan tentang keenakan Sarabi yang ramai dibeli orang.
Kolak Sarabi sendiri merupakan masakan tradisional Minangkabau yang terdiri dari Sarabi yang disiram dengan kuah santan manis. Kolak Sarabi sendiri bisa kita jumpai di pasar-pasar tradisional di Sumbar.
6. Sate Padang
Sate Padang cukup terkenal di telinga-telinga masyarakat, karena di setiap provinsi ataupun kabupaten di Indonesia, Sate Padang bisa kita jumpai.
Hal inilah yang menjadi inspirasi Z. Moris untuk menciptakan lagu bertemakan Sate Padang tersebut. Seperti yang terkandung dalam penggalan lirik berikut:
Di Sabang sampai Merauke
Satenya disuko urang
kok tau dilamak
Cubolah makan Sate Padang
(Di Sabang Sampai Merauke
Satenya disukai banyak orang
kalau tau oleh enak
Cobalah makan Sate Padang)
Lagu ini sendiri dipopulerkan oleh Zalmon, dan telah populer dan kerap diputar menemani perjalanan di atas kendaraan, ataupun bisa kita dengarkan di tempat-tempat lainnya.
Itulah enam lagu yang mengambil judul dari masakan Khas Minangkabau. Tentunya, masih banyak lagi tema makanan yang dijadikan lagu, karena inspirasi untuk menciptakan sebuah musik atau lagu itu tidak terbatas. (Rma)