Infosumbar.net – Sebanyak 69 orang tewas dalam banjir dan tanah longsor yang terjadi di Iran saat hujan lebat mengguyur wilayah tersebut pada Minggu (31/7/2022).
Pejabat Organisasi Manajemen Krisis Iran, Nezhad Jahani mengatakan bahwa setidaknya 45 orang masih hilang di Teheran dan tiga provinsi lainnya setelah banjir baru-baru ini, yang merusak sedikitnya 20.000 rumah, lapor CNN.
Lebih dari 20 provinsi, termasuk provinsi Teheran, terkena dampak banjir yang disebabkan oleh hujan lebat.
Video yang diposting di media lokal dan sosial menunjukkan mobil-mobil itu terperangkap di air yang naik dan terbawa arus, sementara orang tua berusaha menyelamatkan anak-anak mereka dari kendaraan.
Banjir terjadi pada akhir pekan musim panas di Iran ketika keluarga cenderung pergi ke daerah yang lebih dingin seperti tepi sungai, tepi danau, dan lembah. Beberapa bandara dan jalan raya utama ditutup dan ribuan orang dievakuasi.
Media pemerintah mengatakan bahwa Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan kepada para menteri dan gubernur untuk mempersiapkan langkah-langkah yang akan meminimalkan kerusakan akibat banjir, karena Organisasi Meteorologi Iran memperingatkan hujan akan terus berlanjut di beberapa provinsi.
“Gubernur jenderal perlu memberikan bantuan kepada daerah banjir di provinsi mereka atau provinsi tetangga tertentu dengan semua fasilitas yang tersedia,” katanya.
Sabtu lalu, setidaknya 22 orang tewas dan satu hilang dalam banjir bandang di Iran Selatan. Iran telah berjuang melawan banjir dan tanah longsor yang mematikan selama dua minggu, termasuk di selatan negara itu.
Para ilmuwan mengatakan krisis iklim membuat peristiwa banjir bandang seperti yang terlihat di Iran minggu ini lebih mungkin terjadi karena sementara penguapan yang lebih intens menyebabkan lebih banyak kekeringan, udara yang lebih hangat dapat menahan lebih banyak uap air untuk menghasilkan peristiwa curah hujan yang ekstrem.
Sebuah studi tentang efek perubahan iklim di Iran menemukan bahwa periode basah dan kering yang ekstrem menjadi lebih sering, dan bahwa ada periode suhu yang sangat panas yang lebih lama dan frekuensi banjir yang lebih tinggi di seluruh negeri.
Pada 2019, lebih dari 70 orang meninggal di Iran karena banjir menyusul rekor curah hujan. (Ayi)