Infosumbar.net- Warga Jorong Sikabau, Nagari Ranah Koto Tinggi, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat mengeluhkan soal jembatan yang menjadi satu-satunya jalur evakuasi dari bencana tsunami mengalami rusak parah dan nyaris tidak bisa dilewati.
“Jembatan gantung ini sudah berdiri sejak tahun 2006. Namun saat ini kondisi jembatan sudah sangat parah dan hampir tidak bisa dilewati,” kata seorang pemuda Sikabau, Idris Hamzah kepada Infosumbar.net, Rabu (8/2/2023).
Semenjak rusak, kata Idris, pernah satu kali mendapat bantuan rehabilitasi dari APBD pada tahun 2021 lalu, jumlah sekitar Rp150 juta. Setelah satu tahun kemudian jembatan kembali rusak parah.
“Kondisi sekarang makin parah, padahal jembatan ini adalah satu-satunya jalur evakuasi ketika terjadi tsunami. Jadi kampung kami ini dekat dengan laut. Jika suatu ketika terjadi bencana gempa atau tsunami, kemana kami akan lari,” tuturnya.
Dijelaskannya, jembatan tersebut merupakan akses warga Sikabau untuk menuju perbukitan sebagai tempat pengungsian dan menjauhi daerah laut.
“Warga di Jorong Sikabau ada sekitar 1.500 orang. Jika terjadi bencana dalam waktu dekat ini apa yang harus perbuat. Ini yang kami dikhawatirkan,” jelasnya.
Selain jalur evakuasi, jembatan tersebut juga sebagai penghubung pergerakan perekonomian warga. Karena di seberang jembatan merupakan perkebunan sawit.
“Jadi di seberang jembatan itu daerah perkebunan sawit. Sekitar 50 persen perekonomian warga kami berada di seberang jembatan tersebut,” katanya.
“Bisa dikatakan disana (seberang jembatan) pusat perekonomian kami. Jika se waktu-waktu jembatan roboh, otomatis akan melumpuhkan roda perekonomian kami,” katanya lagi.
Terhadap kondisi itu, kata Idris, akhir-akhir ini beberapa warga sudah menjalani sumbangan untuk bantuan pembangunan jembatan, namun dari jumlah yang di dapat tidak bisa menutupi biaya rehabilitasi jembatan.
“Kemudian kami juga sudah membuat proposal kepada pemerintah melalui beberapa OPD di Pasaman Barat, namun hingga kini belum ada tanggapan,” terangnya.
Ditambahkannya, kalau pun ada bantuan dari pemerintah, akan memakan waktu cukup lama, sementara masyarakat butuh waktu cepat.
“Makanya kami lakukanlah yang namanya swadaya masyarakat untuk iuran semampunya. kami bersama-sama melakukan perbaikan agar jembatan tidak ambruk,” tutupnya. (Bul)