Infosumbar.net – Petani di Kabupaten Solok diminta agar tidak membakar jerami pasca panen padi di sawah. Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Medison kepada Infosumbar.net pada Kamis (19/10/2023).
“Terkait pembakaran jerami pasca panen, kami sudah berdiskusi dengan Dinas Pertanian. Membakar jerami ini seperti kebiasaan masyarakat untuk mengejar waktu untuk memanam kembali pasca panen,” katanya.
“Mengingat sawah di Kabupaten Solok ini sangat luas. Jadi, saat udara sedang kabut asap begini, tentunya pembakaran jerami ini dapat memperburuk kualitas udara,” imbuhnya.
Pembakaran jerami ini, kata Medison, dilakukan masyarakat mengingat jarak waktu panen dan menanam padi kembali hanya sekitar 20 hari.
“Kalau tidak dibakar, seperti di Jawa, jerami bisa dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak, maupun yang lainnya. Namun disini kebanyakan kalau cuaca panas langsung di bakar,” ujarnya.
Namun demikian, Pemkab Solok tetap melakukan monitor dan mengimbau petani agar tidak membakar jerami dan dapat memanfaatkan.
“Kami tetap mengimbau petani agar menghindari pembakaran jerami, apalagi saat pasca panen seperti ini. Kalau sehari saja mencapai puluhan petani yangmembakar jerami, tentu udara akan semakin parah. Juga kepada masyarakat jangan membakar sampah,” jelasnya.
Sementara itu, berdasarkan data BPS Kabupaten tahun 2022, luas lahan sawah tahun 2022 mencapai 20.561 hektar. (Ayi)