Infosumbar.net – Kabupaten Pasaman menjadi saksi penting dari fenomena alam langka, puncak kulminasi matahari periode pertama ekuatorial di Pulau Sumatera. Diprakirakan oleh BMKG, titik kulminasi ini, yang lebih dikenal sebagai hari tanpa bayangan, menghiasi langit Pasaman mulai dari 20 hingga 23 Maret.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Kepala BMKG Republik Indonesia, anggota DPR, DPRD, Bupati, dan Walikota se Sumatera Barat,Dinas Pariwisata Provinsi, serta komunitas astronomi dan pendidikan dari dalam dan luar negeri.
Dalam penyelenggaraan yang berkesan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka festival ini. Tidak hanya memberikan pidato pembukaan, beliau juga ikut serta dalam permainan rakyat lukah gilo yang meriah.
Selain memperingati fenomena langka ini, festival ini juga mengedukasi masyarakat tentang fenomena kulminasi, garis khatulistiwa, serta mitigasi dan penanganan bencana. Berbagai kegiatan edukatif dan hiburan diramaikan oleh partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat, termasuk adik-adik pelajar yang bersemangat.
Pasaman Equator Festival tidak hanya menjadi momen untuk merayakan alam dan ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antar komunitas serta memperkuat kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dan mitigasi bencana
Pasaman, Sumatera Barat, 23 Maret 2024 – Kabupaten Pasaman menjadi tuan rumah yang istimewa bagi fenomena alam langka, yakni puncak kulminasi matahari periode pertama ekuatorial di Pulau Sumatera. Fenomena ini terjadi hanya dua kali setahun di Indonesia, dengan Pasaman dan Kota Pontianak di Kalimantan Barat tempat di Indonesia yang dapat menyaksikan langsung peristiwa ini. Diprakirakan oleh BMKG, titik kulminasi ini, yang lebih dikenal sebagai hari tanpa bayangan, akan menghiasi langit Pasaman mulai dari 20 hingga 23 Maret.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Kepala BMKG Republik Indonesia, anggota DPR, DPRD, Bupati, dan Walikota se Sumatera Barat, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi serta komunitas astronomi dan pendidikan dari dalam dan luar negeri.
Dalam penyelenggaraan yang berkesan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, secara resmi membuka festival ini. Tidak hanya memberikan pidato pembukaan, beliau juga ikut serta dalam permainan rakyat lukah gilo yang meriah.
Selain memperingati fenomena langka ini, festival ini juga mengedukasi masyarakat tentang fenomena kulminasi, garis khatulistiwa, serta mitigasi dan penanganan bencana. Berbagai kegiatan edukatif dan hiburan diramaikan oleh partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat, termasuk adik-adik pelajar yang bersemangat.
Pasaman Equator Festival tidak hanya menjadi momen untuk merayakan alam dan ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antar komunitas serta memperkuat kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dan mitigasi bencana.(*/rls)