Infosumbar.net- Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat mengungkap kasus dugaan penggelapan uang nasabah senilai Rp1 miliar lebih. Untuk memuluskan aksinya, tersangka inisial DBA mengaku sebagai keturunan bangsawan Pakubuwono ke-5 Surakarta.
Agar lebih meyakinkan korban, tersangka mengaku baru saja menerima harta warisan sebanyak Rp5 triliun. Sehingga korban yang merupakan pemilik tempat wisata di Padang Pariaman terpedaya.
Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan mengatakan, dugaan penggelapan itu bermula dari perkenalan tersangka dengan korban pada 3 Desember 2022 lalu.
“Tersangka menghubungi korban untuk menjadi investor pengembangan proyek wisata milik korban. Saat bertemu tersangka mengaku kerabat keraton Pakubuwono ke-5 Surakarta dan mengaku baru saja menerima warisanRp5 triliun,” katanya, Selasa (7/2/2023).
Dalam pertemuan itu, kata Dwi, korban mengirimkan uang sejumlah Rp1 miliar untuk keperluan kendaraan operasional dan alat-alat lain yang dibutuhkan untuk keperluan proyek.
“Seiring berjalannya waktu, korban sering menanyakan soal kelangsungan proyek, namun tersangka terus megulur waktu, sampai berlarut-larut dan tidak ada kejelasan sehingga dilaporkan ke Polda,” tuturnya.
Untuk kronologis penangkapannya, pihak Polda telah melakukan pemanggilan sebanyak 2 kali, namun tidak direspon. Selain itu, keberadaan tersangka selalu berpindah-pindah. Sehingga dikeluarkan surat perintah penangkapan.
“Pada tanggal 2 Januari 2023, tersangka diketahui berada di daerah Jawa Timur. Penyidik melakukan penangkapan terhadap tersangka dan ditemukan sejumlah barang bukti diantaranya satu sejata api,” jelasnya.
“Barang bukti lain berupa mobil pick up merk straga, mobil merk laxus dan buku rekening mandiri atas nama tersangka. Atas perbuatannya tersangka disangkakan pasal 378 KUPidana atau 372 tentang penipuan atau penggelapan dengan ancaman pidana 4 tahun,” katanya lagi.
Sementara Dirkrimum Polda Sumbar, Kombes Andri Kurniawan mengatakan bahwa aksi tersangka juga dibantu beberapa orang, termasuk istrinya dan orang yang memperkenalkan tersangka dengan korban.
“Sedang diselidiki. Tidak tutup kemungkinan akan ada penetapan tersangka lainnya. Ada istrinya dan beberapa orang lainnya. Kemudian kami juga mengembangkan terkait aliran dananya. Sedang dalam pengembangan,” katanya.
Terkait modus tersangka yang mengaku keturunan bangsawan memang terbukti tidak benar setelah penyelidikan. Itu hanya sebagai kamuflase tersangka untuk mengelabui korban.
“Tidak benar (tersangka) keturunan Pakubuwono ke-5. Kemudian uang yang dikirim korban tersebut juga untuk bantuan agar terlihat balance,” tutupnya. (Bul)