Kemarau panjang sangat berpotensi kebakaran. Kota Bukittinggi hampir sebulan belakangan sangat dirasakan minimnya curah hujan. Bahkan tidak jarang cuaca panas diwarnai angin kencang.
Kebakaran bisa saja terjadi kapan dan di manapun. Untuk ruang lingkup Sumbar, beberapa hari ini saja pasar di Solok dan Tiku dimamah sijago merah. Agar musibah tersebut tidak terjadi di Bukittinggi, seluruh warga diingatkan tetap waspada terhadap bahaya api.
“Waspada dan kehati-hatian merupakan kunci tepat antisipasi kebakaran, karenanya warga kita imbau jangan pernah lengah terhadap bahaya api,” tegas H. Asri, S.H, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bukittinggi. Artinya, sebut Asri dalam keterangannya Rabu (6/8), segala yang berpotensi terjadinya kebakaran dalam aktivitas sehari-hari mesti diwaspadai. Penggunaan kompos gas, kompor minyak, ataupun memasak dengan bahan bakar kayu api. Pemakaian listripun tak boleh serampangan. Semuanya berpotensi mengundang kebakaran.
Jika hendak meninggalkan rumah, pastikan api kompor benar-benar sudah mati. Demikian pula arus listrik dengan segala colokkan kabel dipastikan dalam kondisi aman. Sedikit saja lupa atau lengah, akibatnya bisa mendatangkan musibah. “Mari kita tingkatkan terus atensi terhadap potensi kebakaran ini,” ujar Asri menambahkan.
Di kota dengan luas wilayah 25 km terdiri 24 kelurahan dan tiga kecamatan ini sejak 2 Juli lalu hingga 5 Agustus kemarin tercatat sebanyak sepuluh kali kejadian kebakaran yang ditangani oleh BPBD. Dari keseluruhan peristiwa kebakaran itu, enam di antaranya terjadi dalam kota dan empat di luar kota. Kebakaran dalam kota, sebut Asri lagi, empat peristiwa merupakan kebakaran lahan, sedangkan dua lainnya kebakaran rumah dan mobil. Satu unit rumah di Kelurahan Puhun Pintu Kabun Kecamatan Mandiangin Koto Salayan diamuk sigulambai 30 Juli lalu. Sedangkan satu unit mobil BMW terbakar saat parkir di salah satu rumah Jalan Melati, Selasa (5/8). Mobil diparkir dalam garase dan diamuk api pada siang hari.
Lalu, kebakaran luar kota antara lain rumah di Tilatangkamang dan lahan di Padang Tarok, Agam. Demikian pula kebakaran yang menghanguskan pasar di Kota Solok dan Tiko Kabupaten Agam dalam dua hari belakangan, BPBD Bukittinggi melalui beberapa mobil unit Damkar langsung ikut memadamkannya. Keikutsertaan BPBD Kota Bukittinggi dalam pemadaman kebakaran tersebut, sebagai wujud kerjasama dan saling membantu antar daerah.
Warga juga diimbau hati-hati dalam membakar sampah. Kelolalah pembakaran sampah secara baik. Jangan sembarangan dengan sampah kering, termasuk jerami dan rumput kering di sekitar rumah. Puntung rokok saja bisa memicu kebakaran. Karean itu, tiada kata lain kecuali hati-hati dan waspada. Lebih baik mencegah sebelum terjadi. “Dengan kewaspadaan yang tinggi ini mudah-mudahan kita terhindar dari kebakaran dan musibah lainnya yang berakibat merugikan masyarakat,” kata Asri yang didampingi Kasi Operasional Suyerman Yacoub, S.Sos. (bkt/kominfo)