Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 69 Pemuda pemudi Tapus Kecamatan Padang Gelugur selenggarakan kegiatan sepeda ria (Funbike) yang tahun 2014 ini adalah yang ke 17, acara serupa selalu digelar setiap tahun yang diikuti ratusan pebikers di jalan negara dari Tapus menuju garis finis di objek wisata rimbo Panti dengan jarak tempuh lebih kurang 10 km.
Kegiatan ini disponsor oleh Bank BRI Cabang Lubuksikaping bersama Kodim 0305 Pasaman dan dilepas secara resmi oleh Bupati Pasaman Benny Utama, kegiatan ini didominasi oleh remaja dan anak-anak bertujuan meraih hadiah utama sepeda motor metic Suzuki Nex yang dipersembahkan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Lubuk Sikaping, selain hadiah utama, ada dua unit kulkas, dvd, dan puluhan hadiah lainnya.
Kegiatan Funbike ini ikut serta Bupati Pasaman Benny Utama, Ketua DPRD Yasri, Ketua TP-PKK Ny. Susi Benny Utama, Dandim Letkol Inf NBS Situmeang beserta anggotanya, Kacab BRI Rahadi Kristiono, anggota DPRD Adri Umar, dan M. Mardinal.
Bupati Pasaman Benny Utama dalam sambutannya, menyampaikan kegiatan ini diadakan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan bangsa kita ke 69, “ saya mengucapkan penghargaan yang setinggi tingginya kepada seluruh masyarakat, pemuda dan pemudi Tapus yangmemperkasai kegiatan Funbike ini dan diharapkan kepada peserta Funbike dengan tertib sampai kefinish di Rimbo Panti, ini yang perlu kita ingat bersama, funbike bukan TdS yang harus berbalap-balapan. Funbike sepeda ria dengan gaya bersantai. Karena itu, peserta yang kebanyakan anak-anak diharap untuk berhati-hati. Jangan tergesa-gesa yang dapat menyebabkan kecelakaan” ungkapnya.
kegiatan ini adalah pawai yang diikuti oleh seluruh masyarakat Padang Gelugur dan Panti, umumnya masyarakat yang bermukim di pinggir jalan raya Panti- Rao. Rombongan funbike dan pawai memadati arus lalu lintas, untuk memperlancar laju funbike, kendaraan umum yang datang dari arah Rao (utara) dan Lubuk Sikaping (selatan) harus mengantri sementara.
Yang lebih menggembirakan, funbike yang dipadukan dengan pawai itu, diwarnai goyangan pria berpakaian wanita, ada seperti nenek, pengantin, dan ibu hamil. Kesempatan emas itu, dimanfaatkan oleh muda-mudi untuk berboncengan. Becak motor pun ikut memadati jalan dengan speaker mendebu-debu di jalanan.Momen ini dimanfaatkan orang tua untuk mengajak anaknya jalan-jalan sore.
Salah satu peserta, menggunakan kostum nenek tua, Fachridil (16) menyebutkan, penyamaran dalam pawai ini dimaknai dengan perjuangan masyarakat di daerah ini, yang dulunya menyamar dalam melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda dan Jepang. (pasamankab)