Infosumbar.net – Peluang investasi di Sumatera Barat (Sumbar) dinilai masih belum memiliki dampak secara nyata dan pemerintah butuh brand khusus untuk menarik investor.
Dalam hal itu, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sumatera Barat (Sumbar) mendorong pemerintah setempat untuk bisa menyiapkan strategis jelas dalam melindungi investasi.
,”Dengan begitu, akan ada dampak nyatanya bagi masyarakat,” kata Ketua Bidang Ekonomi Digital, APINDO Sumbar, Ahmad Hafidz, Selasa (19/12/2203).
Menurutnya, terkait terobosan dalam menarik investasi di Sumatera Barat, pemerintah harus bisa meyakinkan investor untuk berinvestasi serta juga memikirkan dampak apa yang bisa dirasakan masyarakat.
“Setidaknya ada beberapa faktor daya tarik investasi di Indonesia. Tentu ini juga bisa dicoba di Sumbar,” ungkapnya
Ia menjelaskan, beberapa faktor yang dianggap bisa menyakinkan investor ke Sumbar itu yang pertama adalah soal stabilitas hukum dan politik. Selain soal hukum dan politik, juga soal SDM.
“Kita harus memperkuat SDM kita. Ini menjadi PR kita bersama untuk menyuarakan. Ini tergantung kita, tol saja saat ini belum siap sampai saat ini,” jelasnya.
Sementara itu, Pengamat Sosial, Aznil Mardin menilai selain soal peluang investasi, pemerintah juga harus bisa memperhatikan ketaatan para investor terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) yang diberikan pada lingkungannya.
Menurutnya, selain memperhatikan iklim investasi dan keuntungan secara besar. Namun, investasi juga dilihat dari sisi dampak secara sosial terhadap ekonomi.
“Jangan CSR itu hanya sebagai pencitraan, seharusnya efektivitas ini perhatikan. Sekarang sejauh mana pengelolaannya,” tegasnya.
Aznil berkaca dari sejumlah program-program perusahaan-perusahaan swasta di Sumbar yang saat ini bisa menjadi percontohan di Sumbar. Dia mencontohkan Pabrik Aqua di Solok.
“Pabrik Aqua di Solok saat ini telah mencoba menggali potensi lokal setempat untuk bisa dikelola bersama masyarakat dan melahirkan produknya,” tuturnya.
Selain melahirkan produknya, Aqua juga dinilai bisa melakukan pembinaan terhadap hilirisasi produk yang diolah. Ini dinilai sebagai CSR yang memiliki hasil dan arah yang jelas untuk mengembangkan ekonomi sosial masyarakat.
“Ini saat ini sudah kualitas internasional. Aqua bisa membina bukan sekedar kasih uang, tapi dari bercocok tanam hingga hilirisasi dipikirkan,” ujarnya.
Disisi lain, Bidang Investasi DPMPTSP Sumbar, Edi Junaidi mengakui, saat ini pemerintah Sumbar terus melakukan terobosan dalam meningkatkan kondusifitas investasi.
Selain promosi, kata Edi, juga dilakukan penguatan-penguatan regulasi yang bisa dijadikan sebagai upaya dalam melindungi dan meyakinkan investor di Sumbar.
“Meningkatkan ekonomi kreatif dan ekonomi digital. Terlepas dari regulasi, ini terus kita lakukan dan semoga bisa menghasilkan investasi yang baik,” pungkasnya. (Bul)