Infosumbar.net – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Agam gelar seminar Kajian Koleksi Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka di Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Selasa (14/11/2023).
Kegiatan ini diikuti 75 peserta dari berbagai kalangan diantaranya OPD, perwakilan kecamatan, wali nagari se-Kecamatan Tanjung Raya, juru pelihara cagar budaya se-Kabupaten Agam, guru penggerak SD dan SMP, kaum Buya Hamka serta komunitas.
Kepala Disdikbud Agam, Drs Isra MPd mengatakan, seminar ini bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan koleksi Museum Kelahiran Buya Hamka sebagai sarana dan edukasi masyarakat.
“Kemudian bagaimana ke depan museum semakin dikenal masyarakat luas dan penunjang pariwisata di Kabupaten Agam baik secara nasional maupun mancanegara,” ungkapnya.
Selain itu dalam kegiatan ini juga melibatkan guru penggerak yang akan membawa pelajar untuk mengunjungi museum.
“Melalui guru penggerak, kita estafetkan kepada anak – anak kita untuk dapat mengunjungi dan mempelajari tokoh pahlawan nasional Buya Hamka,” tambahnya.
Seminar ini katanya, juga salah satu upaya menggerakkan cinta museum, melengkapi, meningkatkan dan menata koleksi Museum.
“Koleksi kita masih 86 dengan tipe museum masih C. Jika sudah diatas 100, kita akan usulkan naik tipe B dan dapat meningkatkan jumlah kunjungan di museum kelahiran Buya Hamka,” tegasnya.
Maestro Adat Agam, Angku Yus Dt Parpatiah yang juga menjadi narasumber dalam seminar ini mengajak seluruh unsur terkait untuk bersama-sama peduli terhadap peningkatan pariwisata dan budaya yang ada di salingka Danau Maninjau khususnya di Sungai Batang.
“Alam Maninjau tidak kalah dari tempat wisata lain. Banyak wisatawan ke Maninjau hanya melihat museum saja, sedangkan untuk hal lainnya seperti oleh-oleh dibeli dari Bukittinggi, makan-minum di daerah lain, penginapan dan melihat pemandangan Maninjau cukup dari Matur saja dan lain sebagainnya,” ucap Angku Yus.
Selain itu, pemateri Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah III Sumbar, Rismadona mengungkapkan pentingnya merawat koleksi dan pengamanan cagar budaya dari kerusakan.
“Hal ini penting untuk mempertahankan koleksi yang ada. Oleh karena itu perlu dilakukan pengamanan cagar budaya dari kerusakan yang disebabkan oleh manusia juga dari hama seperti rayap,” tambahnya.
Rismadona berharap sinergi antara BPK serta Pemerintah Kabupaten Agam dalam memperkenalkan museum terus berlanjut dan dilakukan secara mandiri.
“Event yang dilakukan oleh BPK Wilayah III Sumbar seperti Festdama tentu dapat meningkatkan kunjungan. Maka dari itu perlu kolaborasi Pemkab dengan BPK dalam sebuah event besar untuk mengenalkan museum kelahiran Buya Hamka kepada masyarakat luas,” tutupnya.