Infosumbar.net – Ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 5,1 persen pada kuartal I – 2022. Hal dinilai menjadi pencapaian luar biasa di tengah pemulihan dari situasi pandemi COVID-19.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan, pertumbuhan ini harus menciptakan optimisme Indonesia untuk dapat menjadi negara keempat ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2045.
“Kita harus optimis bahwa ini luar biasa Indonesia, pertumbuhan ekonomi kita sampai tahun 2045 akan terus tumbuh lima persen. Akhirnya pada tahun 2045 Indonesia menjadi negara ke empat ekonomi terbesar di dunia,” ujar Menteri BUMN dalam acara Halal Bi Halal BRILinkers di Surabaya yang digelar secara luring dan daring pada Sabtu (14/5/2022).
Lebih lanjut Menteri Erick menjelaskan, kondisi perekonomian Indonesia yang sedang bagus di antara negara lain, lebih tinggi dari banyak negara maju, akan mendukung kinerja dan perkembangan pelaku usaha.
Pertumbuhan ini juga dinilai juga bisa menjadi momentum yang bisa dipergunakan untuk meningkatkan pembiayaan untuk para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang say ini baru 20 persen dari total pembiayaan perbankan.
“Negara seperti Malaysia dan Thailand pembiayaan UMKM-nya mencapai 50 persen. Artinya terdapat kesempatan yang luar biasa besar,” imbuhnya.
Sebelumnya Menteri Erick mengatakan, terdapat empat faktor kunci untuk mencapai visi Indonesia 2045.
Oleh karenanya dia mengajak semua pihak optimis Indonesia secara ekonomi akan terus tumbuh sampai dengan 2045 dan pertumbuhannya harus dijaga.
“Terdapat empat agenda besar yang memang terus kita dorong saat ini,” imbuhnya.
Agenda pertama adalah bagaimana pemerintah, termasuk BUMN, melakukan hilirisasi sumber daya alam.
Agenda kedua adalah harus benar-benar membuka mata mengenai bagaimana potensi ekonomi digital Indonesia.
Agenda ketiga, adalah Indonesia harus memiliki sistem finansial yang kompetitif dan ramah untuk investor baik dari Indonesia maupun luar negeri.
“Terakhir adalah tenaga kerja terampil atau skill labour, terkait peningkatan profesionalisme, guna menghadapi disrupsi digital,” pungkasnya.(*)