The 7th Koi-Koi Festival kembali digelar tahun ini pada tanggal 10 Juli 2016 yang lalu. Acara festival budaya internasional di kota Matsumoto, provinsi Nagano, ini digelar setiap tahunnya oleh pihak pemerintah daerah kota Matsumoto guna membantu warga negara Jepang yang berdomisili di kota Matsumoto maupun sekitarnya dalam memahami berbagai budaya internasional melalui interaksi langsung dengan warga negara asing peserta festival tersebut.
Acara yang diikuti oleh sekitar 12 negara seperti Indonesia, Sri Lanka, Russia, Vietnam, Thailand, Korea Selatan, Jepang dan negara lainnya ini mengusung tema “Cultures of the World Gathering at M-Wing” setiap tahunnya. Tahun ini, Koi-Koi Festival 2016 kembali diadakan di gedung M-Wing yang notabene merupakan gedung balai kota di Matsumoto.
Acara festival ini diawali dengan parade dari perwakilan setiap negara peserta lengkap dengan pakaian daerah masing-masing berjalan mengitari gedung M-Wing, yang kemudian dilanjutkan dengan penampilan dari berbagai partisipan. Penampilan masing-masing negara ini dipusatkan di hall utama lantai 6 gedung M-Wing.
Selain itu, dalam festival ini setiap negara juga berkesempatan untuk memperkenalkan budaya mereka melalui stand-stand yang tersebar di berbagai ruangan di seluruh gedung lokasi. Di setiap stand, pengunjung dapat mencicipi kuliner khas masing-masing negara, menikmati penampilan tari maupun lagu, ataupun berfoto sambil mengenakan pakaian tradisional negara tersebut.
Ada yang sedikit berbeda dari festival tahun ini dibandingkan 2 tahun sebelumnya. 2 tahun yang lalu, Indonesia ikut tampil melalui PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Matsumoto dan juga warga negara Indonesia lainnya yang berdomisili di kota tersebut.
Dalam festival yang diadakan pada tanggal 22 Juni 2014 lalu, tim Indonesia menampilkan band dan juga lagu dangdut di stand khusus Indonesia. Penonton pun turut diajak berjoged bersama sehingga stand Indonesia terkesan paling heboh pada saat itu. Para pengunjung pun juga bisa mencoba berbagai baju tradisional Indonesia dan menyantap kuliner khas Indonesia sehingga stand ini paling ramai dikunjungi. Alhasil, setelah sempat vakum pada tahun 2015, tim Indonesia kembali diharapkan sekali untuk bisa berpartisipasi dalam Koi-Koi Festival tahun ini.
Kali ini, PPI Matsumoto khusus mengundang CCG Group sehingga stand Indonesia tampil lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya. CCG Group, yang merupakan singkatan dari Cowok-Cewek Gifu Group, beranggotakan Oksil Verinza sebagai ketua tim, Yenni Trianda, M. Iqhfal Lukman, M. Irwan Laming, Rahma Yanda, Amelia Amir dan Radhia Putri, merupakan tim yang beranggotakan mahasiswa-mahasiswi Indonesia yang sedang menyelesaikan studi S2 dan S3 di Universitas Gifu, Jepang.
Selain menampilkan tari-tari daerah seperti Tari Rantak, dan Tari Indang, CCG Group juga turut menampilkan lagu-lagu seperti dangdut, lagu Melayu, lagu Jepang dan juga penampilan dari Dilema Band yang berkolaborasi dengan salah satu anggota CGG Group, M. Iqhfal Lukman.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, stand Indonesia juga menyediakan kuliner khas Indonesia, yaitu nasi kuning dan tahu isi, serta booth khusus untuk pengunjung berfoto sambil mengenakan pakaian tradisional Indonesia. Bahkan pada saat music Poco-Poco dan lagu dangdut diputar, pengunjung pun kembali diajak berjoged sehingga lagi-lagi tahun ini stand Indonesia kembali ramai dikunjungi.
Hal yang tak kalah menarik pun terjadi di panggung utama. Dalam festival kali ini, tim Indonesia melalui CCG Group menampilkan Tari Piring dari daerah Sumatera Barat. Pada akhir tari, salah seorang penari (Yenni Trianda) menampilkan atraksi injak-injak piring yang memicu decak kagum dari para penonton yang memenuhi aula utama gedung M-Wing.
Ketua Tim Indonesia, Muhammad Abidin, ketika diwawancarai mengatakan bahwa acara festival ini bisa mempersatukan dan memperkuat hubungan silaturahmi antar bangsa, dan khususnya orang-orang Indonesia yang berada di Nagano dan sekitarnya (termasuk Gifu).
Di samping itu, salah satu panitia, Trisna Kumala Sari, mengungkapkan bahwa disela-sela kesibukan dan aktivitas masing-masing di Jepang, ada kepuasan tersendiri bisa mempromosikan budaya sendiri di negara lain dan sekaligus mempererat hubungan antar orang Indonesia di Jepang.
Selain itu, panitia lainnya, Moondra Zubir, juga mengatakan bahwa dengan adanya festival ini bisa menjadi ajang silaturahmi bagi sesama orang Indonesia yang ada di provinsi Nagano sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia ke negara lain (sebagai duta bangsa dalam memperkenalkan Indonesia ke dunia internasional).
Terlepas dari itu semua, Koi-Koi Festival 2016 ini memberikan kesempatan bagi para perantau guna memperkenalkan budaya Indonesia kepada bangsa lain disela-sela aktivitas mereka sehari-hari sebagai mahasiswa ataupun pekerja di negeri sakura tersebut. Hal ini tentunya sangat membantu dalam promosi pariwisata Indonesia agar dunia lebih mengenal keberadaan Indonesia yang kaya akan kebudayaannya. (Yenni Trianda)