Infosumbar.net – “Kalau aku gak nurutin kemauan dia, nanti dia ninggalin aku!” Jika kamu bertanya, apakah seseorang bisa melakukan pemerasan emosi kepada orang lain? Maka jawabannya sangatlah bisa! Kondisi tersebut dinamakan Emotional Blackmail. Sayangnya, emotional blackmail sendiri sangat sulit terdeteksi dan sering dianggap normal.
Emotional blackmail adalah istilah ketika orang lain berusaha untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dari kamu. Tapi, mereka melakukannya dengan cara memanipulasi kondisi emosional kamu. Semakin kamu takut dan merasa bersalah, semakin mereka mengontrol hidup kamu! Tentunya hal ini bisa sangat merugikan dan kamu akan terus terjebak dalam toxic relation.
Emotional blackmail memiliki beberapa tahapan, yaitu:
1. Menuntut
Mereka sering menuntut sesuatu dengan sarkasme atau secara halus. Contohnya “Menurutku, kamu gak usah temenan lagi deh sama dia”. Tujuannya agar mereka bisa mengontrol pilihanmu.
2. Perlawanan
Kalau kamu menolak, mereka akan melawan agar kamu merasa bersalah. Contohnya seperti marah atau tidak ingin bertemu kamu.
3. Tekanan
Selain marah, mereka juga bisa menekan kamu. Contohnya mengulangi permintaan mereka terus-menerus dengan cara apapun sampai kamu menurutinya.
4. Ancaman
Mereka akan mengancam kamu terus menerus. Contohnya “Kalau kamu ga nurut, aku akan sebarin semua rahasiamu” atau “Aku akan pergi, kalau kamu gak ngelakuin ini”.
5. Patuh
Ketika kamu menyerah dan lebih memilih untuk mengikuti kemauannya, mereka bisa saja berperilaku baik kepadamu. Eits, tapi ini hanya beberapa saat saja, setelah itu mereka akan mengancammu lagi!
6. Berulang
Tentunya emotional blackmail akan dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama jika kamu tidak bisa melawannya.
Terkadang kita merasa harus menjadi orang baik karena tidak ada pilihan. Sejak kecil, kita telah diajarkan untuk mendengar pandangan dan penilaian orang, mesti mengambil hati orang, dan perlu mengontrol perilaku supaya mudah bergaul. Oleh karena itu, kita jadi sangat memperhatikan permintaan dan pemikiran orang lain.
Padahal ketika kamu bertemu pelaku pemeras emosional, mereka akan membuatmu sangat merasa bersalah dan merasa tidak berkarakter ketika kamu tidak memenuhi keinginan mereka. Seringkali mereka akan berdebat denganmu dan berusaha membujukmu untuk percaya bahwa mereka benar dan kamu salah.
Emotional blackmail biasanya menyerang melalui tiga area ini:
- Fear. Seseorang melakukan emotional blackmail dari apa yang ditakutkan oleh korbannya
- Obligation. Menggunakan kewajiban / tanggung Jawab moral untuk mendapatkan apa yang mereka mau kepada pelaku, Biasanya seseorang akan menggunakan otoritasnya seperti orang tua, guru, bos dsb.
- Guilt. Dengan mentrigger rasa bersalah dari korban untuk melakukan apa yang dimau oleh pelaku.
Pada akhirnya, kamu mulai berpikir bahwa dirimu tidaklah penting dan perasaan mereka lebih penting. Kamu semakin mengabaikan perasaanmu sendiri. Dan perlahan mulai kehilangan rasa harga diri, mulai mempertanyakan diri sendiri, dan semakin kehilangan kepercayaan pada diri sendiri.
Untuk lepas dari emotional blackmail, kamu dapat melakukan cara-cara berikut ini:
1. Stop
Kamu bisa luangkan waktu sejenak untuk berpikir. Jangan buru-buru ambil keputusan dan langsung menuruti permintaannya. Kamu bisa bilang “Kasih aku waktu buat berpikir dan aku akan jawab nanti”
2. Observe
Self awareness is important! Cari tahu emosi, reaksi, pikiran, dan ketakutan yang akan muncul. Dengan self awareness, kamu bisa melawan permintaan dia
3. Strategy
Tuntutan orang lain bisa berdampak bagi diri kamu sendiri. Pertimbangkan kondisi, resiko, & dampak yang akan muncul jika kamu menuruti permintaan orang lain
4. Set Boundaries
Orang-orang yang memanipulasi mempunyai batasan yang buruk. Kamu perlu menetapkan batasan antara diri kamu dan dia. Hal ini akan membantu kamu mengenal diri sendiri dan menegaskan posisi kamu di depan orang lain.
5. Take Action
Kamu bisa meminta dia untuk pergi ke profesional, seperti psikolog dengan perlahan. Jika dia menolak, kamu bisa mempertimbangkan untuk tidak berhubungan lagi dan menjauh demi kesehatan mentalmu!
6. Seek Help
Kamu mungkin bertanya “kenapa aku menurutinya terus ya?” sehinga kesehatan mentalmu mulai menurun. Segeralah cari bantuan untuk memulihkan kembali diri kamu dan keluar dari semua ketakutan yang ada.
Tidak ada seorangpun yang berhak melakukan emotional blackmail. Jadi, jika kamu adalah salah satu korban emotional blackmail, kamu harus sadar bahwa kamu pantas mendapatkan hal yang lebih baik.