Menjelang pertemuan akbar Reuni Perak 19 April 2014, alumni SMA Negeri 2 Padang angkatan lulus 1989 (Smanduo89) menyuarakan rasa keprihatinan dengan kondisi sosial kota Padang saat ini.
Beberapa hal yang menjadi dasar keprihatinan antara lain adalah makin menjamurnya tempat-tempat maksiat berkedok kafe & karaoke, meningkatnya jumlah penderita AIDS, dan konflik rencana pembangungan RS Siloam yang dikhawatirkan sejumlah pihak membawa misi-misi non-ekonomis.
Menjamurnya kafe-kafe dan karaoke di sekitar Pondok hingga ke Muaro, tak hanya meresahkan warga di kota Padang, tapi juga alumni yang berdomisili di rantau.
Menurut kabar yang mereka terima via media online dan sosial, kafe dan karaoke tersebut umumnya milik pendatang dari luar kota Padang, beroperasi secara liar dan tak berijin.
Dampak kemaksiatan pada remaja & anak-anak muda juga bisa dirasakan dengan meningkatnya jumlah penderita AIDS di Padang, Pariaman dan Payakumbuh.
Penderita umumnya berusia antara 15 – 35 tahun. Smanduo89 mengimbau agar Pemkot Padang lebih konsisten dengan penegakan Adat Basandi Syarak dan Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) yang menjadi pandangan hidup di ranah Minang.
Begitu juga dengan Tigo Tungku Sajarangan, menuntut keharmonisan peran antara para ulama, umaro (pemerintah) dan cerdik pandai (tokoh masyarakat) untuk mencari solusi yang pas bagi masalah-masalah warga saat ini.
Sejak 25 tahun lulus dari SMA Negeri 2 Padang, para alumni untuk pertama kalinya dari seantero persada dan luar negeri berkumpul di Padang pada 19 April tahun ini.
Program yang dikemas dalam ‘Silver Reunion’ itu akan digelar di lingkungan SMA 2 antara lain pemberian penghargaan pada guru sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, dengan cinderamata berupa emas dan perak.
Untuk acara ini, panitia membagikan kaos alumni lewat Posko Alumni di Rayhan Mobilindo, Jl S Parman 201, Lolong, Padang.
Informasi lebih lanjut:
Humas Panitia Reuni Perak Alumni SMA Negeri 2 Padang Angkatan 1989 (Smanduo89)
Ali Cestar : 0818-08357232
Bbm: 291B0023
Email: [email protected]