Infosumbar.net – Berbeda dengan hari pertama Pekan Nan Tumpah 2021, hari kedua dimulai pada pukul 09.00 WIB diisi dengan kegiatan pemutaran film dari Sani Films, Sketchday dari Rumah Ada Seni (RAS), Lapak Baca, dan kegiatan mendongeng oleh Robby W Riyodi.
Ketua pelaksana Pekan Nan Tumpah 2021, Tenku Raja Ganesha, Sabtu (02/07/2022) mnegatakan ketiiga kegiatan ini nantinya akan menjadi kegiatan reguler yang akan dihadirkan selama sepekan dengan jadwal yang sama.
“Sebagai bagian dari kerja lintas komunitas, kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan program rutin mereka.” katanya.
“Hari kedua Pekan Nan Tumpah juga akan diisi oleh pertunjukan musik Candasuara, Rani Jambak, Ripjeans, dan ditutup oleh Sarabi,” jelasnya.
Salah satu kurator dalam Pekan Nan Tumpah 2021, Rijal Tanmenan menjelaskan, pengolahan kata, bunyi, dan laku tubuh sebagai materi pembentukan karya-karya musik Candasuara dan diformulasikan menjadi sebuah pertunjukan musik baru yang performatif dengan bebunyian yang dipilih bersumber dari tubuh dan ketubuhan (aksesoris tubuh seperti baju celana anting gelang dan lain lain).
“Material musikal yang digunakan dalam penciptaan karya Galuk adalah bebunyian dan laku tubuh yang terdapat dalam praktik Silek di Minangkabau, khususnya silek dengan praktik duduk,” jelasnya.
Ia melnajutkan,pertunjukan lainnya Rani Jambak akan hadir dengan pertunjukan yang berjudul Return. Rani memandang di balik tragedi kita dapat mempelajari sesuatu. Momentum ini seolah mengajaknya seperti kembali lagi mempertanyakan diri apa sebenarnya hal yang paling penting di hidup kita? Kesehatan dan keselamatan merupakan hal penting yang diingatkan pandemi yang terjadi dua tahun belakangan.
“Melalui rekaman-rekaman suara yang diambil selama Pandemi (sirine ambulan, berita Covid dari lini media, penjual selendang di pusat wisata Bali yang menarik /memaksa pembeli untuk membeli kainnya karena tidak ada pelanggan selama Pandemi). Return memperlihatkan apa yang telah berlangsung selama Pandemi. Sebagaimana fenomena orang-orang kota yang kembali ke desa, kerja dari rumah (WFH), dan seterusnya. Return dalam konteks tempat, juga diartikannya ketika kembali ke alam dapat mengisi jiwa kita,” ucapnya.
Setelah penampilan dari Candasuara dan Rani Jambak, akan disusul oleh Ripjeans. Ripjeans merupakan sebuah kelompok musik atau band asal Padang, Sumatera Barat. Band ini telah terbentuk sejak tahun 2016, dengan genre hardrock, yang terlahir dari tongkrongan kampus UNP, khususnya kampus selatan UNP. Ripjeans memulai panggung perdananya dari gigs-gigs seputaran kampus kota Padang hingga event komersial. Saat ini Ripjeans telah merilis sebuah single pada tahun 2020 yang berjudul Elang, dan dalam waktu dekat juga akan merilis single terbarunya yang berjudul Gemuruh.
Penampil terakhir dalam Pekan Nan Tumpah hari kedua ini adalah pertunjukan kesenian tradisional Sarabi yang juga adalah penampil terakhir dalam Pekan Nan Tumpah hari pertama. Pertunjukan kesenian tradisional dari Sarabi berlokasi di pelataran parkir depan Taman Budaya Provinsi Sumatera Barat. Sarabi yang merupakan akronim dari Saluang Rabab Berinteraksi ini digawangi oleh Mak Hasanawi. (nou)