
Banjir akhir tahun 2013 yang terjadi Minggu tanggal 29 Desember di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), bukan saja menimbulkan satu orang meninggal dunia bernama Kelvin 13, warga Kampung Anakan Nagari Koto nan Duo di Kecamatan Katang Kapas. Tapi juga menimbulkan kerugian mencapai Rp 1 miliar.
Walau sudah sepeken berlalu hingga saat ini, namun bencana itu masih menyisakan persoalan sosial di masyarakat. karena perisitiwa itu bukan saja merendam pemukiman warga di 12 kecamatan dari 15 kecamatan yang ada, tapi juga membuat 50 kepala keluarga (kk) 250 jiwa di Dusun Padang Rubiah Kampung Pasar Gompong Nagari kambang Barat Kecamatan lengayang terisolasi.
Wali Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang, Nurlison mengatakan kepada pesisirselatan.go.id bahwa banjir yang terjadi akibat hujan deras selama dua hari Sabtu tanggal 28 Desember hingga Minggu siang tanggal 29 Desember tahun 2013. juga menimbulkan banjir di nagarinya. Akibatnya jembatan beton sepanjang depapan meter menuju dusun Padang Rubiah Nagari Kambang Barat Putus.
“Hujan deras yang terjadi selama dua hari yakni Sabtu dan Minggu diakhir tahun 2013 itu, juga menyebabkan banjir pada beberapa kampung di Nagari Kambang Barat. Bahkan akibat banjir itu, sepanjang delapan meter jembatan beton menuju pemukiman warga di Dusun Padang Rubiah Kampung pasar Gompong putus. Karena tidak lagi bisa dilewati, sehingga 50 kk. 250 jiwa yang mendiami pemukiman itu menjadi terisolasi,” katanya.
Dikatakanya bahwa jembatan beton sepanjang delapan meter itu, merupakan akses satu-satunya yang dimiliki oleh warga untuk keluar masuk kampung. Sehingga besar harapan pemerintah segera untuk kembali memperbaikinya.
” Masyarakat berharap pemerintah segera melakukan perbaikan jembatan beton yang putus akibat banjir itu, sebab hanya itulah sarana satu-satunya yang dijadikan akses oleh warga untuk keluar masuk kampung. Peristiwa putusnya jembatan seopanjang delapan meter itu, sudah saya sampaikan secara lisan kepada bupati Pessel, nasrul Abit. Sedangkan laporan secara tertulisnya disampaikan pada hari Kamis (2/1). Laporan itu disampaikan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel,” ungkapnya.
Bila sarana itu tidak segera dilakukan perbaikan, dia kuatir akan memberikan dampak kepada masyarakat.
” Dampak itu bukan saja terganggunya akses keluar masuk kampung, tapi juga secara ekonomi, kesehatan dan lainya. Dari itu besar harapan agar pemerintah melalui dana tanggap darurat bencana mengalokasikan bantuanya untuk perbaikan jembatan itu,” tutupnya.