Infosumbar.net- Produk Domestik Bruto (PDB) Sumatera Barat (Sumbar) masih terbilang rendah, pemerintah diharapkan untuk lebih agresif lagi untuk meningkatkan kontribusi dengan mendatangkan investor.
Hal itu diungkap Staf Khusus Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin-RI) Bidang hukum dan Pengawasan asal Sumatera Barat, Febri Hendri Antoni saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Andalas (Unand) Padang, Senin (4/9/2023).
Diungkapkannya, berdasarkan data BPS kontribusi sektor manufaktur sumatera barat terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Sumbar itu masih relatif kecil.
“Untuk level nasional kontribusi PDB di sektor manufaktur itu 16 persen. Sementara kontribusi PDB Sumbar masih diangka 6-7 persen yang hanya didominasi sektor pertanian dan perkebunan,” katanya.
Diakuinya, Sumbar kaya sumber daya alam, terutama komoditas dari sektor pertanian dan perkebunan. Kalau banyak industri kecil dan menengah yang bisa mengolah itu, dari bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi itu akan memberikan nilai tambah dari perekonomian Sumbar.
“Kami menyarankan kepada pemerintah Provinsi Sumbar agar memperhatikan betul road map pembangunan industri manufaktur di Sumbar, sehingga kontribusi sektor PDRB Sumbar dapat lebih besar, diatas 10 persen,” tuturnya.
Febri juga membeberkan bahwa di Sumbar pemberdayaan SDM sudah cukup dan mumpuni dengan hadirnya Atip, Samapta, dan sebagainya.
“Di ranah Minang ini, banyak sekali menghasilkan komiditas, tetapi belum banyak yang diolah untuk dimanfaatkan sehingga menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi lagi, industri membutuhkan hilirisasi untuk mengolah komoditi,” ungkapnya.
Selain itu, kata Febri, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Barat untuk lebih cekatan dalam menghadirkan Investor di Sumbar, terutama di bidang industri.
“Untuk dapat mengolah bahan mentah ini membutuhkan investor yang banyak untuk membangun pabrik di Sumbar. Kemudian diharapkan pemerintah lebih agresif lagi menemui investor, terutama investor di bidang industri,” ungkapnya.
Kami juga menyarankan untuk memperbanyak pelatihan bagi tenaga industri kecil, tidak hanya investor di hulu saja yang banyak Namum investor di hilir juga harus dikondisikan, sehingga diharapkan dapat berkembang lagi kedepanya,” pungkasnya. (Bul)