Payakumbuh (infosumbar) – Kegiatan pelestarian budaya Sumarak Kreatif 2021 Exhibition Craft and Fashion Minang yang berlangsung di di Agam Jua Cafe Art and Culture Payakumbuh, selama tiga hari (10-12/12/2021) mendapat respons positif. Kegiatan ini menampil beberapa konten kegiatan tradisi adat Minangkabau seperti Gamaik, Dendang Minang, Pasambahan Urang Awak, dan Baju Kuruang Basiba Nagari Kreasi.
Ketua DPRD Provinsi Sumbar, Supardi, yang juga ikut andil dalam mengalakan kegiatan Sumarak Kreatif 2021 ini berharap masyarakat bisa lebih mengenal lebih dekat lagi tradisi adat Minangkabau.
“Kebiasaan masyarakat yang sudah mulai bergeser, di mana sekarang kebanyakan untuk musik hiburan mayoritas yang ditampilkan di berbagai acara, penampilan, di cafe-cafe yang diputar adalah lagu-lagu luar yang bernuansa barat atau liriknya jauh dari latar belakang budaya Minang,” jelasnya.
“Kami ingin mengembalikan tradisi Minang, lagu Minang itu merupakan lagu yang seharusnya dibanggakan,” ujarnya.
Supardi mengatakan, generasi muda saat ini sudah banyak yang melupakan, sudah jauh dari budaya adat Minang dan tidak diminati lagi.
“Jadi, kegiatan ini penting guna menyemarakan dan mengingatkan kemabali, sehingga musik-musik tradisional bisa mengakar pada generasi-generasi muda nantinya,” tegasnya.
Supardi juga mengkhawatirkan apabila nantinya identitas musik Minangkabau ini semakin hari semakin tergantikan dengan musik-musik luar.
“Banyaknya kasus-kasus moral yang terjadi di Minangkabau itu juga salah satu dampak dari terkikisnya budaya-budaya Minang,” katanya.
Supardi menuturkan akan selalu mendukung kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan.
“Kegiatan-kegiatan seperti ini atas nama budaya akan terus disupport dan sampai hari ini, akan terus diusahakan supaya lagu-lagu tradisional itu akrab dengan telinga masyarakat,” tutupnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata Sumbar Taufik Ramadhan mengatakan acara ini diselenggarakan agar menjadi stimulant atau pemantik bagi para pelaku ekonomi kreatif.
Ia mengatakan, dampak pandemi yang sudah 2 tahun lebih ini menyerang berbagai aspek kehidupan, salah satunya juga membuat salah satu sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terkena dampaknya.
“Akibatnya berbagai kegiatan ditiadakan, sehingga para seniman yang menjadi penggerak subsektor ekonomi sudah lama kehilangan panggung,” katanya.
Ia menuturkan, Dinas Pariwisata melalui kegiatan ini melihat potensi ini sangat baik untuk dijadikan atraksi wisata (produk hasil karya manusia), yang bisa dilaksanakan salah satunya untuk mengibur dan menarik para wisatawan.
“Sekarang berhubung ada kesempatan, kondisi yang sudah mulai membaik, kita coba adakan dengan tujuan untuk membantu mereka yang terdampak secara ekonomi,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, hasil karya para seniman ditampilkan tentunya dengan imbalan jasa.
“Secara non-ekonomisnya, ini adalah sebagai ajang promosi bagi mereka sekaligus melestarikan budaya Minangkabau.” ucapnya. (nou)
reporter: imara salsabila for infosumbar