Pemerintah Kota Padang menargetkan pendapatan sebesar Rp. 2,2 triliun lebih dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2016. Jumlah tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 458,2 miliar, dana perimbangan Rp. 1,2 triliun lebih, serta pendapatan lain-lain yang sah sebesar Rp.483,7 miliar.
Hal ini disampaikan Walikota Padang Mahyeldi Dt. Marajo saat sosialisasi Ranperda tentang APBD Kota Padang tahun 2016 di Hotel Grand Inna Muara, Rabu (28/10).
Dari sisi belanja, Mahyeldi menyebutkan, Pemerintah Kota Padang mengalokasikan belanja daerah sebesar 2,490 triliun. Terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp. 1,497 triliun dan belanja langsung Rp.992,8 miliar.
Diakui oleh Walikota, komponen belanja tidak langsung sejauh ini memang lebih besar porsinya dari total APBD, hal ini dikarenakan dalam belanja langsung terdapat beberapa komponen yang lebih banyak dari belanja langsung. Diantaranya, belanja pegawai, belanja bunga, belanja hibah belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan serta belanja tidak terduga.
“Sedangkan alokasi belanja langsung untuk Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 992,852 miliar. Diarahkan penggunaannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan urusan pemerintah baik wajib maupun urusan pilihan,” kata Mahyeldi.
Sementara itu, Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kota Padang, sekretaris Daerah Nasir Ahmad itu mengatakan, alokasi belanja langsung juga diarahkan untuk mendukung kegiatan 10 program unggulan Pemerintah Kota Padang. “Sesuai arahan Walikota, penggunaan APBD harus bersifat responsif terhadap kepentingan masyarakat yang secara konkrit bisa dirasakan dan dinikmati manfaatnya oleh masyarakat Padang,” ulasnya.
“Untuk itu fokus RAPD tahun 2016 yang disusun fokus untuk percepatan 10 program unggulan Pemko Padang. Beberapa hal sudah dilakukan dari anggaran 2015 seperti betonisasi atau infrastruktur jalan, draniase, pendidikan, dan kesehatan. Untuk itu penyusunan RAPBD 2016 akan mempercepat pembangunan hal-hal yang berkaitan dengan hal itu,” ulas sekda.
Humas/DU