Infosumbar.net – Solok terkenal dengan Kota Beras.
Tentunya, beras ini dapat dihasilkan dari petani yang menanam padi di sawah.
Berbagai kebutuhan diperlukan petani, salah satunya pupuk agar sawah dapat tumbuh dan bisa menghasilkan beras yang baik.
Kebanyakan petani di Kabupaten Solok khusunya Nagari Saniang Baka Kecamatan X Koto Singkarak menggunakan pupuk subsidi oleh pemerintah karena harga yang sangat jauh berbeda dengan pupuk non subsidi.
“Kebanyakan petani di sini pakai pupuk subsidi karena harganya yang murah beda sekali dengan pupuk non subsidi. Apalagi sekarang kenaikan pupuk non subsidi mencapai 100 persen. Jarang sekali ada petani yang pakai non subsidi makanya saya hanya menjual subsidi saja,” kata Suryatman, selaku pemilik Kios Pupuk Kawan Tani di Nagari Saniang Baka pada Sabtu (4/6/2022)
Berdasarkan peraturan Menteri Pertanian No.49 Tahun 2020, tanggal 30 Desember 2022 tentang Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi, pupuk Urea dijual Rp 2.250, per kilogram dan Rp 112.250 per karung, pupuk ZA Rp1.700 per kilogram dan Rp 85 ribu per karung, pupuk Sp- 36 Rp 2.400 per kilogram dan Rp 120 ribu perkarung, pupuk NPK Phonska Rp 2.300 perkilogram dan Rp 115.300 per karung, Petroganik Rp 800 per kilogram dan Rp 32 ribu per karung.
Pupuk bersubsidi sendiri di peruntukan bagi petani yang tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam sistem E-rdkk, menunjukkan kartu identitas, dan mengisi form penebusan pupuk bersubsidi.
Meskipun demikian, dari lima jenis pupuk yang disubsidi pemerintah, saat ini kata Suryatman jenis pupuk ZA dan SP – 36 dihilangkan.
“Hingga saat ini pupuk subsidi masih tersedia dari distributor. Sepertinya bulan ini jenis pupuk ZA dan SP – 36 diilangkan. Yang sekarang tersedia pupuk subsidi itu ada NPK Phonska, Urea,” ujarnya.
Sementara itu, Suryatman yang telah menjual pupuk sejak tahun 2005 itu, sering membantu petani dengan memberi pupuk terlebih dahulu dan bisa dibayar ketika sudah panen.
Setelah empat sampai lima bulan padi baru bisa dipanen, dan saat itulah baru petani bisa membayar pupuk yang telah di ambil dari kios pupuk miliknya.
“Saya sudah menjual pupuk dari tahun 2005. Sejak itu saya bertekat membantu petani dengan meringankan bebannya. Petani boleh ambil dulu berapapun pupuk yang dibutuhkan, kemudian baru bisa dibayar ketika sudah punya uang saat sudah panen. Setelah empan buan hinga lebih baru dibayar.” tuturnya.
“Yang bayar langsung ada, tapi hanya sekitar lima persen dari seluruh petani yang beli pupuk disini, kebanyakan memang bayarnya nanti waktu sudah panen. Murni niat saya adalah untuk membantu meringankan beban petani, selain niat untuk mendapatkan pahala, saya sangat bersyukur dengan hal ini bisa membantu petani,” imbuhnya.
Seorang petani Anas (50) mengatakan bahwa bantuan yang diberikan oleh Syuryatman yang boleh membayar pupuk ketika sudah panen sangat membantunya.
“Kalau misalnya tidak ada bantuan seperti ini, mungkin padi saya bisa gagal panen. Saya memang selalu mengambil pupuk dulu disini dan akan saya bayar nanti ketika sudah punya uang saat sudah panen,” ujarnya. (ism01)