Infosumbar.net – Usaha kuliner kue basah yang digeluti oleh Pak Baron (64) sejak 2015 lalu, punya cara unik dalam menjajakan dagangannya. Setiap hari, ia berkeliling Kota Solok untuk menjual berbagai jenis kue basah seperti Kue Pelita Khas Malaysia, Bubur Sum Sum, Kue Talam dan Sarikayo.
Kue Pelita merupakan salah satu jenis kue basah yang terbuat dari tepung beras. Didalamnya terdapat potongan buah bengkoang yang diletakkan pada wadah yang terbuat dari daun pisang. Satu kotak harganya Rp 10 ribu, sementara kue yang lain harganya Rp 5 ribu.
Mulai dari pukul 06.00 pagi pak Baron akan berangkat dari rumahnya di Jalan Berok 1 No. 03 RT 01 RW 04 Kelurahan PPA Kecamatan Tanjung Harapan Solok menuju Pasar Raya Kota Solok menggunakan gerobak miliknya. Setelah itu barulah ia berkeliling Kota Solok ke Balai Kota hingga ke Rumah Sakit Umum Kota Solok.
“Gerobak ini adalah bantuan dari Dinas Koperindag Kota Solok tahun2015. Pukul 06.00 WIB sesudah sahalat Subuh saya akan mulai keluar rumah dan berjualan. Sampai pukul 08.00 WIB saya jualan di Pasar Raya Kota Solok barulah setelah itu saya jalan dengan gerobak keliling Kota Solok,” katanya saat diwawancarai Infosumbar pada Kamis (04/08/2022).
Namun, ada yang unik selama perjalanan Pak Baron berkeliling menjual kue basahnya. Pak Baron Punya ciri khas dimana ia selalu memutar lagu Iwan Fals dimana saat lagu ini diputar para pelanggan sudah tau kalau pak Baron datang.
“Selama berjualan semenjak tahun 2015 saya memang punya cara unik untuk memberitahu pelanggan dengan memutar lagu Iwan Fals. Kebetulan saya memang suka terhadap karyanya. Kalau pelanggan sudah mendengar lagu iwan fals maka mereka akan tau kalau saya sudah datang. Namun, pagi pagi saat keluar rumah saya memutar ceramah dulu untuk siraman rohani, barulah nanti hingga saya pulang saya putar lagu Iwan Fals,” kata Pak Baron.
Pria yang berasal dari Sulit Air Kabupaten Solok ini menceritakan bagaimana ide muncul pertama kali saat akan berjualan Kue Pelita Khas Malaysia yang terinspirasi dari kakaknya yang jualan kue yang sama di Malaysia.
“Dulu hampir satu sekali dalam setahun saat bulan puasa saya akan pergi ke tempat kakak saya di Malaysia. Di sana kakak saya memang berjualan kue yang sama dan saya terinspirasi dari dia,” tuturnya.
Sementara itu, semenjak pandemi, Pak Baron menceritakan penghasilannya menurun hingga setengah sebelum pandem. Hal ini menurut Pak Baron terjadi karena menurunnya daya beli masyarakat.
“Dua tahun ini akibat pandemi memang penjualan berkurang mencapai hingga setengahnya. Biasanya saya bisa dapat Rp 300 ribu perhari sekarang Rp 150 ribu perhari. Kadang kadang abis alhamdulillah tergantung rezeki, kadang tidak. apalagi ekonomi sekarang agak susah,” kata Pria yang memiliki empat orang anak ini.
Namun, hal ini tidak menjadi penghalang bagi Pak Baron untuk tetap bertahan berjualan kue. Ia tetap bersyukur, masih diberikan kesempatan dan kekuatan untuk berjalan keliling Kota Solok menjual kue basah buatannya.
“Yang penting saya berusaha terus itu intinya. Meskipun beberapa bahan juga naik seperti gula, plastik namun saya tidak menaikkan harga kue. Apalagi daya beli kurang, sekarang asal untung walaupun sediki tetap berjualan,” tuturnya.
Kue Pelita Khas Malaysia Pak Baro, dapat dipesan untuk segala jenis kegiatan seperti kegiatan kantor maupun kegiatan baralek. Kemudian, kunci dalam berjualan katanya adalah tetap menjaga kualitas rasa dan kebersihan.
“Jualan saya ada juga yang mesan untuk acara baralek atau acara kantor. Kunci dalam menjual makanan menurut saya adalah dengan mempertahankan rasa yang enak, kebersihan dan kerapian agar pembeli nyaman membeli dagangan saya,” tutupnya. (Ayi)