Infosumbar.net – Gunung Marapi, secara administratif berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.
Dikutip dari sumbarprov.go.id, Gunung Marapi merupakan gunungapi paling aktif di Sumatera Barat dengan ketinggian 2.891 m dpl.
Pada Minggu (3/11/2023) sekitar pukul 14.45 WIB, Gunung Marapi dilaporkan erupsi yang ketinggian kolom letusan teramati ± 3000 m di atas puncak atau ± 5891 m di atas permukaan laut.
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi menyeluruh hingga 16 November 2023, maka tingkat aktivitas Gunungapi Marapi masih tetap pada Level Il (Waspada) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini.
Maka dari itu, direkomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan pada radius 3 km dari kawah/puncak.
Akan tetapi, sebelumnya, Gunung Marapi juga pernah mengalami erupsi.
Berdasarkan catatan kejadian, yang dikutip dari laman resmi BNPB Indonesia, gunung api yang termasuk paling aktif si Sumatera ini pernah erupsi pada tanggal 8 September 1830.
Erupsi ini mengeluarkan awan yang berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman dengan ketebalan 1.500 m di atas kawahnya, disertai dengan suara gemuruh.
Kemudian pada tanggal 30 April 1979 menurut laporan pers pada saat itu disebutkan 60 orang meninggal dunia akibat letusan Gunung Marapi dan disebutkan juga 19 orang pekerja penyelamat terperangkap oleh tanah longsor.
Berikutnya memasuki akhir tahun 2011 hingga awal tahun 2014, Gunung Marapi menampakkan peningkatan aktivitasnya melalui letusan yang menyemburkan abu dan awan hitam. Menurut catatan di akhir tahun 2011, semburan abu terbawa angin hingga mencapai Kabupaten Padang Pariaman.
Selanjutnya pada tanggal 26 Februari 2014, Gunung Marapi meletus pukul 16.15 WIB, melepaskan beberapa material hingga ke wilayah Kabupaten Agam dan Tanah Datar.
Pada 7 Januari 2023, Gunung Marapi mengalami erupsi pada pukul 06.11 WIB. Saat Gunung Merapi erupsi, diketahui ada sejumlah pendaki yang masih berkemah.
Padahal, sebelumnya sudah ada imbauan kepada masyarakat, wisatawan maupun pendaki agar tidak mencapi puncak. (Ayi)