Seringnya banjir yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) akibat meluapnya sungai karena kondisinya sudah kritis perlu menjadi perhatian khusus agar masyarakat yang berada disepanjang sungai tidak lagi was-was .
Namun keterbatasan anggaran tetap menjadi kendala daerah ini untuk bisa menormalisasi dan memperbaiki kerusakan kerusakan yang ditimbulkan oleh banjir tersebut. Kerusakan yag terparah setidaknya ada beberapa kerusakan sungai,bendungan,irigasi dan pengaman tebing sungai yang rusak parah yang harus segera diperbaiki.
Pemerintah daerah Pessel masih menunggu dana rehap rekon dari BNPB yang rencananya akan dialokasikan ke Pemeritah Kabupaten Pessel untuk mengatasi kerusakan akibat bencana termasuk bencana besar Pessel pada tahun 2011 yang masih sepenuhnya diperbaiki. Diperkirakan sekitar Rp 106 milyar dana rehab rekon untuk antasi bencana Pessel.
“Jika tidak segera diantisiasi maka ketika hujan pemukiman warga akan kembali akan digenangi dan kondisi bangunan yang ada sekarang ini akan semakin rusak,” ujar Sekretaris Dinas Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Pesisir Selatan, Zul Arsil Selasa (21/01) kemarin.
Sekarang ini Pessel pada tahun 2014 hanya mampu menanggani pasca banjir pada 2 sungai yang segera dinormalisasi Kedua sungai itu adalah Batang Bayang yang pada awalnya alokasi dananya cuma Rp 850 juta sekrang diperkirakan Rp 3,5 milyar dan Batang Lengayang awalnya cuma Rp 350 juta menjadi Rp 700 juta.
“Sebab pasca banjir kondisi sungai itu makin parah maka alokasi untuk perbaikannya ditambah. Kedua sungai itu diperbaiki mengunakan dana APBD Pessel, kendati begitu Pessel juga lagi mengusahakan ke Pemerintah Provinsi dan pusat guna penanganan sungai lainnya yang kndisinya memang sangat kritis,” ujarnya
Ditambahkannya,diakui penanganan belum bisa dilakukan secara menyeluruh sejumlah sungai namun akan dilakukan secara berkelanjutan.
Seperti diketahui ada delapan sungai besar yang ada Dikabupaten Pessel yang kondisinya sangat kritis dan alurnya juga mesti diperbaiki dan dilakukan normalisasi karena setiap kali musim hujan selalu meluap dan menyebabkan banjir.Kedelapan alur sungai besar yang tersebar di delapan dari 15 kecamatan yang ada diantaranya Batang Tarusan (Kecamatan Koto XI Tarusan), Batang Bayang (Bayang), Batang Jalamu (Batang Kapas), Batang Lengayang (Lengayang) dan Batang Gambir (Basa Ampek Balai Tapan), Sungai Liku (Ranah Pesisir), Surantih (Sutera) dan Batang Air Haji (Linggo Sari Baganti).
“Penyebab buruknya kondisi sungai itu karena terjadinya sedimentasi di dasar sungai akibat pendangkalan oleh runtuhan tebing sehingga alur sungai tidak mampu menahan arus ketika curah hujan tinggi akibat kuatnya arus,Faktor lainnya yakni kerusakan hutan di hulu sungai dan labilnya struktur tanah pada tebing sungai sehingga tebing sungai selalu mengalami terban ketika dihantam arus air,” ujarnya
Karena itu masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan sebelum kerusakan yang ada belum diperbaiki, masyarakat juga diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan. (pessel/humas)