infosumbar.net – Pemeritah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) menjadikan pengembangan desa wisata sebagai salah satu prioritas dalam pembangunan daerah karena dinilai membuka peluang ekonomi baru untuk menambah pendapatan masyarakat. Pengembangan pariwisata merupakan salah satu program unggulan yang tertuang dalam RPJMD 2019-2024, yaitu membangun industri pariwisata yang berkualitas salah satunya dengan pengembangan destinasi wisata melalui pengembangan Desa Wisata.
“Pariwisata itu pengaruhnya luas. Sangat cocok untuk mempercepat peningkatan ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu, kita serius mengembangkan pariwisata berbasis kearifan lokal ini melalui program desa wisata,” kata Gubernur Sumbar Mahyeldi saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Sadar Wisata Bagi Pengelola Desa Wisata Sumbar di Padang, Kamis (9/5/2024).
Menurut Mahyeldi, desa wisata juga bisa dijadikan sebagai wadah promosi berbagai produk lokal. Dinilainya, secara kualitas, produk lokal itu tidak kalah dibandingkan produk industri, namun dari segi jaringan dan pemasaran masih minim.
“Bagaimana caranya agar produk lokal bisa muncul dan dikenal banyak pihak, salah satu solusinya ya melalui pemanfaatan desa wisata,” tegas Mahyeldi.
Mahyeldi mengungkapkan, hingga awal Tahun 2024, Sumbar telah memiliki 338 desa wisata yang tersebar di 19 kabupaten/kota. Mengingat besarnya potensi yang dimiliki, Gubernur mengajak para pelaku usaha pariwisata untuk berjuang dan berkolaborasi bersama pemerintah untuk mengembangkan pariwisata daerah.
“Dengan memanfaatkan potensi desa wisata secara optimal, saya yakin kita dapat mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif, di mana ekonomi tumbuh seiring dengan pelestarian budaya dan lingkungan,” pungkasnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda menyebutkan bahwasa kunjungan wisatawan ke Sumbar terus meningkat.
“Dari total target angka kunjungan wisata ke Sumbar pada tahun 2023 sebanyak 8,2 juta orang, alhamdulillah kita berhasil mendatangkan sebanyak 11,2 juta orang. Artinya target tersebut terlampaui,” ungkap Luhur Budianda.
“Pola pengembangannya sudah tepat, PR kita selanjutnya adalah membuat masyarakat menjadi lebih sadar wisata, lebih melayani dan lebih kreatif,” jelas Luhur Budianda.
Bimtek ini dihadiri Dr.Prasasti dari Kanwil Kemenag Sumbar, Ritno Kurniawan dari pengelola wisata Desa Nyarai Kab. Padang Pariaman, dan Vembi Fernando CEO Infosumbar sebagai narasumber. (peb)