Jika kita biasa melalui kawasan Dipaneggoro dalam dua pekan ini maka tentunya kita akan banyak melihat sejumlah orang di tepi jalan menawarkan uang pada pengendara yang berlalu lalang. Mereka biasa menyebut dirinya ‘Pedagang Uang’ atau lebih tepatnya penyedia jasa penukaran uang.
Salah satunya Nurbiati (42) warga Pengambiran, Ia mengaku sudah hampir 10 tahun selalu menjadi pedagang uang setiap dua pekan menjelang lebaran. Namun menjelang Lebaran kali ini sangat jauh berbeda di banding yang sebelumnya. Pada tahun ini, Ia mengaku pendapatanya jauh menurun, hal tersebut dikarenakan semakin banyak yang berjualan. “Sekarang udah susah dagang duit dek, adek lihat saja dari tadi tidak ada yang berhenti. Apa lagi sepanjang jalan ini udah banyak yang jualan, kadang malah mereka bawa teman-teman juga,” keluhnya.
Saat di tanya lebih lanjut, Ia menceritakan bahwa dalam seminggu ini, rata-rata pendapatannya hanya 80 hingga 120 ribu per hari, berbeda dengan tahun lalu. Namun biasanya semakin dekat lebaran transaksinya makin meningkat, “Kalau sehari nya tidak menentu dek, saya jualan dari pagi hingga magrib. Tapi biasanya pecahan uang seribu itu saya jual 120 ribu dan biasanya bisa sampai empat atau lima yang laku. Tapi kalau beberapa hari dekat lebaran kadang-kadang bisa dapat 500 ribu,” ujarnya.
Terkait dengan tingkat kriminalitas yang semakin tinggi akhir-akhir ini, Ibu dari empat orang anak ini juga mengaku cukup cemas saat berjualan karena takut di jambret. Namun untuk itu Ia tidak terlalu menawarkan uang ke jalanan cukup di pinggir saja, “Tentunya cemas, apa lagi ibu-ibu yang di ujung sempat kena hipnotis. Tapi Alhamdulillah sampai sekarang saya tidak pernah terjadi pada saya,” sambungnnya.
Tak jauh berbeda, Nurtiani (43) pendatang asal Medan yang tinggal di Berok Nipah juga menceritakan hal yang tak jauh berbeda. Bahwa tahun ini tidak seramai yang sebelumnya. Menurutnya faktor ekonomi menjadi penyebabnya, “Sekarangkan banyak yang mau masuk sekolah, jadi wajar tidak banyak yang beli,” ujarnya.
Nurtiani yang sehari-harinya berjualan rokok ini mengatakan untuk berdagang uang ia meminjam modal dari orang lain. Sedangkan untuk harga penukaran Ia tidak mengambil untung tinggi, “Untuk dagang saya pinjam uang lima juta rupiah sama orang lain. Kalau keuntungan saya biasanya sistem komisi saja, misalnya lima atau sepuluh ribu sekali penukaran,” ujarnya. (cr9)