Infosumbar.net- Sekretaris Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Sumatera Barat (Sumbar), Oryce Zahara menyebut keberadaan dokter spesialis gigi dan mulut di Sumbar jauh dari kata ideal. Pasalnya, saat ini jumlah profesi tersebut sangat minim yakni hanya sekitar 50 orang saja.
Oryce menjelaskan, dengan jumlah demikian membuat di beberapa bidang kekurangan tenaga spesialis, seperti halnya di bidang bedah mulut, ortodonti, gigi dan sebagainya.
Selanjutnya, dampak dari kekurangan tersebut membuat dokter spesialis harus bekerja ekstra mengontrol jumlah pengunjung. Sebagai salah satu spesialis ortodonti di Sumbar, Oryce mengaku per harinya dapat melayani sebanyak 28 pasien.
Ia menegaskan keberadaan dokter spesialis gigi dan mulut semestinya ada setiap daerah. Namun, ada beberapa daerah yang tidak memiliki spesialis, seperti Kabupaten Tanah Datar dan Pesisir Selatan.
“Lebih rinci, Sumbar hanya memiliki 8 dokter spesialis bedah mulut dan 6 spesialis ortodonti. Itu sangat timpang, mengingat di Bukittinggi saja tidak memiliki spesialis bedah mulut, serta semua dokter spesialis ortodonti di Sumbar hanya berada di Kota Padang,” papar dia, Sabtu (8/6/2022)
Tentunya, kondisi ini sangat menyulitkan bagi masyarakat. Sebab, jika seseorang mendiami daerah yang tidak memiliki spesialis, ia mesti menahan sakit sembari melakukan perjalanan berjam-jam agar mendapat penanganan.
“Saya tekankan, bahwa tidak semua hal dapat ditangani oleh dokter umum, dan ada kalanya seseorang mesti dirujuk ke dokter spesialis,” ungkap dia.
Adapun, jika dihitung secara nasional, jumlah dokter gigi dan mulut mencapai 48.395 orang, sedangkan 4.844 di antaranya merupakan spesialis.
“Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia maupun Sumbar, jumlah tersebut masih sangat kurang. Idealnya, dalam 100 penduduk seharusnya ada minimal satu dokter gigi,” sebutnya.
Oryce juga menjelaskan bahwa penyebab minimnya keberadaan spesialis disebabkan biaya pendidikannya yang begitu mahal. “Biaya yang mahal tersebut bisa saja karena tempat mengambil spesialis hanya di universitas tertentu saja,” papar Oryce
Terakhir, ia meminta agar para dokter gigi dan mulut mampu melanjutkan karirnya hingga tahap spesialis.
“Sebenarnya masih banyak cara untuk mendapatkan profesi spesialis, seperti beasiswa. Semoga pemerintah dapat membuka sebanyak-banyaknya bantuan pendidikan spesialis, agar dapat meringankan dan menambah jumlah spesialis ke depannya,” tutupnya. (Rma)