InfoSumbar.net – Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM) Sumatera Barat menyatakan bahwa banyak beredar jamu kuat pria yang berbahaya di masyarakat saat ini.
Dari hasil pengawasan BPOM dan uji laboratorium yang dilakukan, terdapat kandungan-kandungan zat kimia yang berbahaya dari jamu-jamu kuat pria yang beredar di Sumatera Barat dengan berbagai merek.
BPOM menghimbau agar masyarakat dapat mewaspadainya, dan tidak mengkonsumsi jamu-jamu tersebut karena sangat berbahaya bagi kesehatan.
“Setelah dilakukan penelitian di BPOM ternyata dalam jamu tersebut terdapat bahan kimia dengan dosis yang berlebihan,” tutur kepala BPOM Sumbar Abdul Rahim dalam acara komunikasi dan informasi dan edukasi bersama tokoh masyarakat dan Anggota DPR RI, Ade Rizki Pratama di Sungai Asam, Padang Pariaman, Minggu (08/9/2024).
Sementara itu ditempat yang sama, Anggota DPR RI Komisi XI, Ade Rizki Pratama kembali mengingatkan kepada masyarakat harus memperhatikan kandungan zat yang terdapat dari obat-obatan, makanan maupun alat kosmetik sebelum dikonsumsi atau digunakan. Karena kandungan zat kimia tersebut dapat berakibat fatal bagi kesehatan masyarakat itu sendiri.
Disamping itu, Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra ini menyampaikan, dari pengamatan dan informasi yang dia terima, obat kuat yang dibalut dalam kemasan jamu sehat untuk pria marak dan lumayan masif beredar di wilayah Sumatera Barat. dia menyebutkan, jamu tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.
Disebutkannya, banyak kasus yang terjadi dimana pengkonsumsi jamu tersebut harus membayar mahal dengan kesehatannya.
“Obat kuat INI sangat diminati di Sumatera Barat, padahal banyak zat zat kimia yang berbahaya yang terkandung didalamnya. Hingga mereka yang mengkonsumsinya dapat mengalami gagal ginjal dan penyakit akut lainnya,” ujar Politisi yang kembali akan menduduki kursi di Senayan untuk periode ketiganya ini.
Untuk itu dia kembali mengingatkan agar masyarakat dapat memahami dan mengerti akan kandungan zat zat berbahaya yang terkandung dalam makanan, obat obatan maupun kosmetik yang beredar di pasaran.
“Kita wajib memahami dan menghindari produk produk yang dapat merugikan kesehatan kita semua,” tuturnya mengakhiri.
(*)