Infosumbar.net – Kasus penganiayaan cucu oleh neneknya sendiri di angkutan kota (Angkot) di Padang yang kini tengah ditangani di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Padang. Kasus itu menyeruak setelah video kelakuan si nenek berinisial YY (47) menyebar di jagad maya sejak Kamis (2/3/2023) hingga akhirnya direspons Polisi dari Polsek Koto Tangah.
Lalu, siapa sosok yang merekam video tersebut? Tim Infosumbar mencoba menelusuri. Dari upaya tersebut, tim mendapati salah satu akun sumber awal video tersebut dan berhasil membangun komunikasi melalui fitur DM (Direct Massage) pada aplikasi Instagram. Si pemilik akhirnya berkenan diwawancarai dan ia memberikan nomor kontaknya 0887-42xx-xxxx.
Proses wawancara berlangsung berlangsung Jumat (3/3/2023) sore, kemarin. Dari ujung telepon terdengar nada suara si pemilik nomor yang diyakini merekam video tersebut, ramah. Perempuan rupanya. Dari intonasinya, terasa ia masih remaja.
Di awal perbincangan, Infosumbar kembali meyakinkan dengan mempertanyakan apakah memang dirinya yang merekam video tersebut. Dengan mantap, ia menjawab. “Benar pak,”katanya.
Ia terdengar tak sungkan untuk ditanya-tanyai. Bahkan, ketika ditanyai identitasnya, ia tak ragu untuk menyebutkan namanya. Namun, untuk kepentingan si sumber, Infosumbar menyepakati untuk tidak merilis namanya. Jadi kita sebut saja namanya Rita.
“Nama saya ‘………,”kata Rita menyebut identitasnya.
Ditelusuri lebih lanjut, ternyata remaja putri yang bisa disebut sebagai sosok pengungkap kejahatan ini bukan berasal dari Padang. Ia mengaku dirinya berasal dari Pasaman.
“Lalu, kenapa ada di angkot di Padang?,”tanya Infosumbar.
“Ya, saya kebetulan sedang magang di Padang. Saat ini memang sedang masa magang dari sekolah. Saya dapat penempatan magang belajar di salah satu lembaga di Padang,”katanya.
Menurut Rita, ia sudah berada di Padang beberapa waktu lalu. Selama di Padang, ia berstatus sebagai anak kos karena proses magang yang ia jalani memang memakan waktu yang tidak sebentar. Ditanyai asal sekolah, ia juga tak ragu memaparkannya. Ia menyebut dirinya adalah pelajar kelas XI di salah satu SMK yang ada di Pasaman.
“Saya kelas XI pak di SMK ‘……..’ di Pasaman,”katanya dan lagi-lagi kami tak ingin mengungkap asal sekolahnya tersebut.
Sinyal ia bukan orang Padang memang tersirat dari jawaban ketika Infosumbar menanyakan dari titik mana yang mulai merekam tindak si nenek YY menganiaya “MR” (10).
“Dimana itu ya pak. Pokoknya dekat-dekat Pasar Lubuk Buaya. Saya taunya itu saja karena saya memang tak mengerti nama-nama tempat di Padang ini dengan detail,”ulasnya.
Menurut Rita, dirinya naik angkutan jurusan Pasar Raya-Lubuk Buaya itu di kawasan Air Tawar, tak jauh dari tempat dirinya magang belajar di instansi. Saat itu, si nenek belum ada. Di perjalanan, barulah naik si nenek. MR duduk di pojok, ia di tengah dan si nenek dekat pintu di jejeran bangku “pendek”.
Tak lama, Rita mengaku pindah duduk dekat pintu, lalu si nenek pindah mendekat ke pojok hingga MR diminta duduk di bawah. Diperkirakan, dekat Simpang Kalumpang, si nenek mulai beraksi.
“Saya tak tau nama tepatnya. Tapi yang jelas sebelum Pasar Lubuk Buaya. Saat itu waktu menunjukkan sekitar pukul 17.00 WIB pada hari Rabu (1/3/2023),”kata Rita lagi.
Ketika si nenek mulai bertingkah, ia pun berinisiatif mulai merekam. Tapi ia tak melihat detail proses rekaman yang ia lakukan karena memilih melengahkan pandangan ke arah lain.
“Saya rasa-rasa gimana gitu ya pak. Jadi saya rekam saja. Tak jauh dari Pasar Lubuk Buaya saya turun dari angkot dan si nenek serta cucunya masih berada di angkot itu. Saya kasihan melihatnya. Ada darah saya lihat dari sekitar telinganya. Saya berharap tak terjadi lagi hal-hal seperti ini,”harap Rita.
Ia sendiri baru menyaksikan hasil rekamannya secara detail ketika sudah berada di kosannya. Keesokkan harinya, ia baru tergerak untuk menyebar hasil rekamannya itu di media sosial hingga akhirnya kasus ini diproses oleh pihak kepolisian. (*)