
Kota Bukittinggi mengukir prestasi gemilang di awal 2014. Satu lagi penghargaan nasional diraih. Kali ini dibidang pengelolaan zakat. Walikota Ismet Amzis menerima penghargaan Zakat Awards atas dukungannya dalam pengelolaan zakat di Kota Bukittinggi.
Anugrah Zakat Awards (AZA) dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) itu direncanakan diserahkan oleh Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Rabu 22 Januari 2014, pada seminar zakat nasional dalam rangka Milad ke-13 Baznas, di Balikpapan, KalimanTan Timur.
Penghargaan nasional diterima langsung oleh Wako Ismet Amzis pada acara berlangsung di Hotel Grand Tiga Mustika itu. Walikota didampingi Ketua Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Bukittinggi Prof.DR.A.Rahman Ritonga, M.A., serta Asisten II Setda H. Ismail Johar.
“Ini penghargaan pertama yang kita terima tahun ini, mudah-mudahan ini awal yang baik untuk meraih prestasi berikutnya pada 2014,” ungkap Walikota H. Ismet Amzis dalam keterangan di ruang kerjanya, Selasa (21/1). Kepastian ditetapkannya dirinya sebagai penerima zakat awards 2014, disampaikan langsung Ketua Baznas Prof. DR. Didin Hafidhuddin secara tertulis 18 Januari 2013.
Kota Bukittinggi dinilai telah memenuhi tiga kriteria yang ditetapkan Baznas atas dukungan kepala daerah terhadap pengelolaan zakat di Kota Jam Gadang dalam beberapa tahun ini. Bukittinggi telah menerbitkan regulasi yang mendukung pengelolaan zakat, misalnya dalam bentuk surat keputusan dan surat perintah.
Demikian pula dalam bentuk kehadiran langsung pimpinan daerah pada iven-iven yang berhubungan dengan pengelolaan zakat. “Yang lebih penting lagi, kita juga memberikan dukungan dalam bentuk pendanaan kepada BAZ,” ucap Ismet Amzis yang didampingi Asisten II Setda H. Ismail Johar, di Balaikota.
Dukungan Pemko Bukittinggi, setidaknya telah dimulai sejak 2007 menghibahkan dana APBD Rp4 milyar lebih kepada BAZ untuk dikelola secara professional guna pengentasan kemiskinan. Lalu, pihak BAZpun mengelola dana tersebut melalui program Al Anshari (tolong-menolong) dalam bentuk koperasi jasa keuangan syariah (KJKS).
Alhamdulillah dana Rp4 M itu kini sudah berkembang menjadi Rp5,3 milyar digulirkan kepada keluarga kurang mampu,” jelas Ismet. Hebatnya lagi, hingga akhir 2012 sudah 318 KK yang dibebaskan dari belenggu kemiskinan melalui program tersebut. Pengelola menggulirkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman. Penerimanya disurvey dulu oleh petugas BAZ kerjasama dengan kader dasawisma di kelurahan-kelurahan. Selain mengelola usaha, KK penerima juga mesti taat beribadah dan keluarga yang baik.
Penghargaan tersebut, menurut Ismet Amzis, hendaknya dapat memotivasi pengembangan pengelolaan zakat bagi jajaran BAZ di masa datang. Demikian pula bagi kaum muslimin dan muslimat serta jajaran PNS di Kota Bukittinggi untuk menyalurkan zakat ke lembaga rezmi BAZ.
Khusus jajaran PNS di lingkungan pemko Bukittinggi sejauh ini sangat tinggi atensinya untuk menyerahkan zakat melalui BAZ Kota Bukittinggi. Hal tersebut merupakan dampak positif dari seruan walikota agar PNS menyalurkan zakatnya melalui BAZ. Dari 2,5 persen zakat mal (penghasilan) yang harus dibayarkan, minimal 1,5 persen disalurkan melalui BAZ.
Hingga saat ini Pemko Bukittinggi secara rutin mengalolasikan dana melalui APBD untuk operasional pengelolaan BAZ. Bahkan tahun lalu juga dianggarkan dana untuk mendukung pembangunan kantor BAZ. (hi/kominfo bukittinggi)