Infosumbar.net – Hingga pagi ini, Rabu (11/1/2023) PVMBG menyampaikan, Gunung Kerinci yang terletak di perbatasan Sumatera Barat dan Jambi kembali mengalami erupsi dan masuk pada status level II, atau waspada.
Lalu, sejauh mana dampaknya terhadap penerbangan? Dalam keterangan VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) menyebutkan, untuk jalur penerbangan di sekitar gunung api kerinci agar dihindari karena sewaktu waktu dapat memiliki potensi letusan abu.
“VONA pun telah menerbitkan, saat gunung mengalami erupsi lebih baik dihindari karena dapat mengganggu jalur penerbangan,” kata Irwan Safwan, Pengamat Gunung Api Kerinci.
Adapun, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), membuat laporan VONA berdasarkan analisis data dari jaringan pemantauan badan tersebut serta dari pengamatan langsung.
“Awan abu bergerak dari timur laut ke timur. Abu vulkanik terpantau berwarna abu-abu. Intensitas abu vulkanik terpantau tebal,” tulis keterangan VONA dalam keterangan laman resminya.
Sementara itu pihak bandara melalui Humas BIM (Bandara Internasional Minangkabau) di Padang Pariaman, Fendrick Sondra menanggapi hal itu secara teknikal penerbangan. Katanya, saat diklarifikasi soal ini menyebutkan, secara teknikal penerbangan, pesawat yang menuju BIM dari arah Selatan saat hendak mendarat akan berada di ketinggian 15.000 feet saat melintas Gunung Kerinci.
Lalu, ketika pesawat yang take off dari BIM menuju arah selatan yang dominan ke Bandara Soekarno Hatta, Banten, sudah bisa berada di ketinggian 20.000 feet saat terbang melintas di atas Gunung Kerinci.
“Jadi, secara teknikal masih aman untuk jalur penerbangan yang melintas di sana (Gunung Kerinci,red) dan belum ada peringatan penerbangan dari otoritas terkait,”katanya. (ayi)