Infosumbar.net- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Sumatera Barat (Sumbar) tumbuh sebesar 5,08 persen pada triwulan II-2022 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/y-o-y).
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala BPS Sumbar, Herum Fajarwati di Ruang Vicon BPS Sumbar, Jumat (5/8/2022).
Adapun, Perekonomian Sumatera Barat berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2022 mencapai Rp69,46 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp45,18 triliun.
“Ini pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Mudah-mudahan dapat terus menunjukkan tren yang semakin membaik perekonomian di Sumbar,” ungkap dia.
Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (quartal-to-quartal/qtq), Herum menyebutkan perekonomian domestik berhasil tumbuh sebesar 1,48 persen.
Herum menerangkan pertumbuhan dan struktur PDRB menurut lapangan usaha di Triwulan II-2022 (y-o-y), sektor akomodasi dan makan minum (mamin) menjadi penyumbang terbesar dengan angka 19,72 persen. Selanjutnya, sektor pengadaan air dan jasa perusahaan masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 11,31 persen dan 7,15 persen.
Sementara itu, untuk struktur PDRB Triwulan II, sektor pertanian menjadi pengaruh terbesar dengan angka 21,09 persen. Diikuti oleh Perdagangan (16,47 persen), transportasi (11,07 persen), konstruksi (9,74 persen) dan sebagainya.
Herum menuturkan ada beberapa faktor yang menyebabkan ekonomi di Sumbar melesat. Seperti halnya, kasus Covid-19 menurun signifikan dan aktivitas vaksinasi Sumbar sudah mencapai target 70 persen sehingga pembatasan saat libur lebaran tidak lagi dilakukan pemerintah.
“Hal ini menyebabkan musim mudik pada Mei lalu terjadi secara besar-besaran, sehingga berdampak positif bagi perekonomian masyarakat,” papar dia.
Terakhir, sektor perdagangan juga meningkat lantaran adanya musim lebaran dan musim ajaran baru, di mana masyarakat melakukan transaksi jual-beli pakaian hingga industri furniture.
“Kendati demikian, tidak semua orang yang merasakan dampak positif pertumbuhan ekonomi tersebut. Pasalnya, di momen triwulan II-2022 ini, kenaikan harga sering terjadi dan harga sawit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya,” tutup dia. (Rma)