Infosumbar.net- Kepala Badan Pusat Statistik Sumatera Barat, Herum Fajarwati menyebut perkembangan indeks harga konsumen untuk Sumbar mengalami Inflasi sebesar 1,18 persen.
“Dengan terjadinya Inflasi sebesar 1,18 persen ini, artinya terjadi laju Inflasi secara tahun kalender (Desember 2021 – Juni 2022) sebesar 5,21 persen, sedangkan laju Inflasi tahun ke tahun (Juni 2021 – Juni 2022) Sumatera Barat mencatat sebesar 6,60 persen,” kata dia.
Inflasi terjadi lantaran Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumbar mengalami kenaikan yaitu dari 111,04 pada Mei 2022 menjadi 112,35 pada Juni 2022. Dengan rincian, kelompok harga yang dominan memberikan andil inflasi Sumatera Barat pada Juni 2022 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,18 persen.
“Untuk komoditas dominan penyumbang inflasi, yaitu cabai merah dengan perubahan harga sebesar 112,21 persen (andil inflasi 1,18), bawang merah (andil inflasi sebesar 0,11 persen), ikan tongkol (andil inflasi 0,05 persen), ikan cakalang (0,03 persen) dan cabai hijau (andil inflasi 0,03 persen),” terangnya.
Lanjut Herum, besaran Inflasi yang terjadi di Sumbar dihitung dari tingkat Inflasi di Kota Padang dan Kota Bukittinggi.
“Kota Padang mencatatkan Inflasi sebesar 1,16 persen (urutan ke-17 dan 85 kota inflasi), sedangkan Inflasi di Bukittinggi menyentuh angka 1,28 persen (urutan ke-15 dari 85 kota inflasi),” paparnya.
Sementara itu, merujuk data Inflasi nasional, daerah yang mengalami tingkat inflasi tertinggi terjadi di Kota Gunung Sitoli (2,72 persen). Kemudian Kota Pontianak mencatat tingkat inflasi terendah (0,07 persen).
“Total ada 85 dari 90 kota yang mengalami Inflasi (berdasarkan penghitungan resmi IHK Nasional oleh BPS). Sementara 5 daerah lainnya mengalami Deflasi, dengan catatan Kota Kendari menjadi yang tertinggi (-0,61 persen), sedangkan Deflasi terendah ialah Kota Tanjung Pandang (-0,03 persen),” terang Herum.
Penyebab Inflasi, kata Herum, bisa terjadi karena perkembangan harga pada momen Idul Fitri dan Hari Raya. “Harga yang tidak stabil dan cenderung naik pada momen hari-hari besar menyumbang angka Inflasi cukup besar,” imbuhnya.
“Selain itu, Inflasi jika kita hitung berdasarkan year-on-year, tahun 2022 ini jauh lebih tinggi dibandingkan dua tahun sebelumnya pada bulan Juni. Dengan catatan, Juni 2022 (6,60 persen), Juni 2021 (1,74 persen) dan Juni 2020 (0,18 persen),” tutup Herum