
Kemacetan masih menjadi masalah utama di jalur lalu lintas Padang – Bukittinggi dan sebaliknya. Meskipun sudah ada jalur alternatif malalak, namun jalur tersebut belum dimanfaatkan secara efektif.
Untuk mengatasi masalah kemacetan tersebut, pemerintah berencana akan membangun terowongan balingka di Kabupaten Agam. Terowongan tersebut akan menghubungkan langsung antara Malalak dengan Bukittinggi.
Dengan panjang lebih dari satu kilometer dan diameter 7,3 meter terowongan balingka akan langsung menembus bukit Ngarai Sianok dan tiba di Bukittinggi.
Namun pembangunan terowongan balingka tersebut masih jauh dari kata siap. Pejabat Pembuat Komitmen Satker Pelaksanaan Jalan Wilayah I Sumbar Kementerian PU, Priantoni menyatakan pembangunan terowongan tersebut masih dalam pengkajian.
Dalam rencananya terowongan balingka nantinya akan bisa dilalui oleh semua jenis kendaraan, baik roda dua, roda empat maupun truk dengan disain dua jalur.
Proyek ini sendiri masih dalam tahap disain dan pengkajian. Pengkajiannya sendiri harus dilakukan seteliti mungkin mengingat terowongan tersebut melewati jalur rawan gempa serta tanah yang berbatu dan dikelilingi perbukitan.
Untuk anggaran, proyek ini sendiri tergolong proyek multiyear dan sangat tergantung pada kesiapan pemerintah terutama kementerian keuangan pada pendaannya.
Diperkirakan Proyek ini sendiri akan menelan biaya lebih dari Rp 1,1 Triliun. “Dana Rp 1,1 triliun itu baru hitungan secara kasar, bisa jadi pada proses tender dan pembangunannya lebih dari anggaran itu,” Kata Priantoni dikutip dari Antarasumbar.