infosumbar.net – Sampah menjadi isu lingkungan yang tiada habisnya untuk dikaji. Sampah yang bertumpuk terlalu banyak menghasilkan limbah atau bahan yang sudah tidak terpakai dan nantinya dapat berdampak pada beberapa aspek seperti lingungan. Limbah yang tidak dikelola dengan baik nantinya akan menimbulkan pencemaran pada lingkungan.
Mahasiswa KKN Universitas Andalas (Unand) melihat di Nagari Sungai Dareh masih banyak ditemui sejumlah limbah organik yang cukup banyak dan tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, mahasiswa KKN UNAND 2023 menggandeng Kelompok Tani Jorong Bukik Kompeh dalam program “Pemberdayaan Lahan Pertanian dan Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga dengan Dekomposer Alami yaitu Mikroorganisme Lokal (MOL) Terasi” untuk melakukan pengolahan sampah organic menjadi pupuk kompos.
Pupuk kompos memiliki manfaat yang banyak, seperti peningkatan produksi pertanian baik kualitas dan kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.
Berdasarkan observasi di Jorong Bukik Kompeh, Nagari Sungai Dareh, Kecamatan Pulau Punjung, sampah organik rumah tangga jarang dimanfaatkan dan cenderung menumpuk di depan rumah untuk dibakar. Sampah yang menumpuk dan pembakaran sampah dapat mengakibatkan udara dan pencemaran tanah.
Melalui pengabdian masyarakat di Nagari Sungai Dareh Mahasiswa KKN UNAND melakukan pendampingan mengenai pempuatan pupuk kompos dari limbah rumah tangga dengan dekomposer alami yaitu MOL terasi yang diikuti oleh Kelompok Tani Jorong Bukik Kompeh, yang diawasi oleh Pengawas Penyuluh Lapangan (PPL) dan Badan Penyuluh Pertanian (BPP) yang dilaksanakan di Balai Benih Induk (BBI) Jorong Bukik Kompeh, Nagari Sungai Dareh.
Kegiatan ini diawali dengan pemberian materi mengenai pupuk kompos mulai dari pemilihan sampah organik, manfaat pupuk kompos, bahan-bahan yang diperlukan, hingga langkah pembuatannya. Selanjutnya dilakukan demonstrasi mengenai pembuatan pupuk kompos serta diakhiri dengan sesi tanya jawab.
“Penggunaan MOL untuk dijadikan dekomposer pupuk kompos menjadi hal yang baru bagi kami, karena setau kami mol hanya dijadikan pupuk cair. Ternyata MOL ini bisa dibuat sendiri menggunakan terasi dan air cucian beras. Harapan kami program ini dapat berlanjut dan menjadi percontohan untuk masyarakat dalam pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi pupuk kompos,” ucap ketua PPL Nagari Sungai Dareh.
“Bahan baku pembuatan komposnya juga sangat mudah didapat dan mudah juga untuk membuatnya,” tambah salah satu petani.
Dari kegiatan ini bermanfaat untuk mencegah terjadinya kekurangan unsur hara dalam tanah dan meningkatkan kesuburan tanah untuk budidaya tanaman, juga untuk memanfaatkan limbah-limbah rumah tangga yang biasanya tidak digunakan.
“Kegiatan pembuatan kompos ini memberikan ilmu yang bermanfaat bagi petani dan membantu mewujudkan salah satu visi misi nagari yaitu meningkatkan ketahanan pangan Nagari Sungai Dareh,” ujar Sekretaris Nagari Sungai Dareh. (*)