infoSumbar
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • EKONOMI & BISNIS
    • TEKNO & SAINS
    • PENDIDIKAN
    • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • PADANG
    • SOLOK RAYA
    • AGAM – BUKITTINGGI
  • DIREKTORI
  • WISATA
  • LOWONGAN KERJA
  • EVENTS
    • SEMINAR
    • SENI & BUDAYA
    • LOMBA
    • MUSIK
  • LAINNYA
    • #PANTUNMINANG
    • KOMUNITAS
    • BUDAYA & SENI
    • MINANGKABAU
    • INFOSUMBARPEDIA
    • MOTIVASI
    • LIFESTYLE
    • FOTO
    • MUSIK
    • PROFIL
    • VIDEO
  • ARTIKEL
  • LIGA FUTSAL IS
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • EKONOMI & BISNIS
    • TEKNO & SAINS
    • PENDIDIKAN
    • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • PADANG
    • SOLOK RAYA
    • AGAM – BUKITTINGGI
  • DIREKTORI
  • WISATA
  • LOWONGAN KERJA
  • EVENTS
    • SEMINAR
    • SENI & BUDAYA
    • LOMBA
    • MUSIK
  • LAINNYA
    • #PANTUNMINANG
    • KOMUNITAS
    • BUDAYA & SENI
    • MINANGKABAU
    • INFOSUMBARPEDIA
    • MOTIVASI
    • LIFESTYLE
    • FOTO
    • MUSIK
    • PROFIL
    • VIDEO
  • ARTIKEL
  • LIGA FUTSAL IS
No Result
View All Result
infoSumbar
No Result
View All Result

Tradisi Malamang Yang Sudah Ditinggalkan

05 Juni 2016 - 09:01 WIB
in Artikel
NewsRoombyNewsRoom
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Twitter
Malamang, Tradisi Unik Masyarakat Sumbar

Malamang (Foto: antarasumbar)

Oleh: Afdalil Zikri

Terkenal dengan falsafah “alam takambang jadi guru”, masyarakat Minangkabau menjadikan semua kejadian yang ada di alam ini sebagai guru, sumber inspirasi dan sumber pengetahuan. Pembelajaran yang didapat dari alam membuat masyarakat Minangkabau kaya akan adat, budaya atau tradisi unik yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia. Keunikan tersebut dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau, sebut saja Matrilineal yang merupakan satu-satunya budaya yang ada di Indonesia. Keunikan ini tidak hanya ada pada budaya tapi juga pada kuliner masyarakat nya. Selain rendang yang sudah sangat terkenal ke seluruh dunia, ada satu tradisi kuliner yang dilakukan masyarakat Minang yang dilakukan pada saat tertentu yaitu Malamang atau membuat lemang.

Munculnya tradisi malamang ini tidak dapat dilepaskan dengan muncul dan berkembangnya Islam di Minangkabau sekitar tiga ratus tahun yang lalu. Saat itu ulama terkenal Syekh Burhanuddin datang ke daerah pesisir Minangkabau untuk melakukan syiar Islam. Syiar Islam yang dilakukan terutama bertempat di Ulakan, Pariaman. Menurut Tambo, Syekh Burhanuddin rajin mengunjungi rumah-rumah warga untuk menjalin silaturrahmi. Dalam kunjungan beliau ke rumah warga beliau disuguhkan makanan oleh warga. Agaknya syekh Burhanuddin meragukan kehalalan makanan yang disuguhkan oleh warga. Akhirnya beliau menyarankan kepada warga untuk mencari bambu, didalam bambu dilapisi dengan daun pisang muda, lalu dimasukkan beras ketan dan santan kedalamnya kemudian dipanggang diatas tungku dengan bahan bakar kayu. Sampai sekarang kisah inilah yang dipercaya masyarakat Minangkabau sebagai asal usul tradisi malamang.

BACA JUGA :   Bumi Sikabu, Staycation dengan Suasana Asri di Kaki Gunung Sago

Dalam perkembangannya, bahan malamang tidak hanya terbuat dari beras ketan dan santan tapi juga terbuat dari beras hitam (baca:siarang) yang dijadikan tepung kemudian dicampur dengan gula aren yang telah dilarutkan tapi tidak dilapisi dengan dengan daun pisang muda. Proses lainnya sama dengan malamang dengan bahan beras ketan.

Hingga kini, walaupun zaman telah berkembang dengan pesat bahan malamang masih tetap sama dengan dahulunya. Tradisi malamang dilakukan tatkala ada acara penting seperti Maulid Nabi, Idul Fitri, Idul Adha, menjelang Ramadhan, pernikahan, akikah atau acara besar lainnya.

IKLAN

Mulai Ditinggalkan

Sepertinya tradisi malamang untuk saat ini sudah mulai ditinggalkan oleh sebagian masyarakat Minangkabau walaupun masih ada daerah yang masih mempertahankannya. Menurut pantauan penulis khususnya di negeri penulis sendiri tradisi malamang ini sudah mulai ditinggalkan. Masyarakat mulai meninggalkan tradisi malamang dengan beberapa sebab, diantaranya:

  1. Terkikisnya semangat kebersamaan dan gotong royong, malamang tidak bisa dilakukan seorang diri perlu dilakukan secara bersama-sama. Mulai dari mencari bambu, mencari kayu ke hutan, mempersiapkan bahan-bahan seperti beras ketan, santan, larutan gula aren dan daun pisang untuk dimasukkan ke dalam bambu. Tentu ini tidak dapat dilakukan sendiri, perlu kebersamaan untuk melakukannya. Nah, semangat itulah yang sudah terkikis di masyarakat Minangkabau. Terkikisnya semangat kebersamaan dan gotong royong tidak lain adalah karena masuknya budaya barat yang mengajarkan sikap individualis dan pragmatis yang tidak mampu dibendung oleh masyarakat.

  2. Adanya UU dan Peraturan Pemerintah yang dilarang melakukan illegal logging, sebagai contoh UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan dan Inpres No. 4 tahun 2005 tentang Ilegal Logging. Adanya pasal pidana dalam UU dan Peraturan Pemerintah bagi siapa yang melakukan penebangan hutan membuat masyarakat berpikir dua kali untuk mencari kayu ke hutan untuk. Daripada dihadapkan pada kasus pidana masyarakat lebih memilih untuk tidak malamang.

  3. Biaya yang mahal, tidak dapat dipungkiri bahwa biaya pembuatan lamang adalah mahal.sebagai contoh untuk membuat lamang dengan bahan 6 liter beras ketan saja butuh biaya sekitar butuh biaya sekitar Rp.250.000,-. Belum lagi tenaga dan waktu yang tersita dalam proses pembuatan lamang.

  4. Banyaknya makanan yang siap saji, masyarakat lebih memilih membeli makanan siap saji daripada membuat lamang. Dengan alasan rasa lamang dan kue siap saji tidak jauh berbeda.

  5. Waktu pengerjaan pembuatan lamang agak lama, standar waktu pembuatan lamang adalah lebih kurang 5-6 jam. Waktu tersebut adalah ketika lamang sudah dimasukkan kedalam bambu, belum lagi waktu yang lain seperti menghidupkan api, memanaskan bambu dan pengeringan lamang.

BACA JUGA :   Kemegahan Mesjid Raya Sumbar Sebagai Ikon di Kota Padang

Pertahankan Tradisi

Sangat disayangkan sekali tradisi yang sudah lama ada di Minangkabau kita tinggalkan begitu saja. Siapa lagi yang akan mempertahankan tradisi malamang ini kalau bukan kita, khususnya kita sebagai generasi muda. Mempertahankan tradisi malamang ini dapat kita lakukan dengan 1. Menjalin kembali semangat kebersamaan dan gotong royong, sebab apapun yang dilakukan tidak akan berat kalau dilakukan secara bersama. 2. Menyaring budaya yang datang dari luar, salah satunya adalah budaya hedonisme yang mengajarkan sikap individualis dan pragmatis. 3. Menanamkan kepada generasi muda sikap memiliki budaya salah satunya malamang.

BACA JUGA :   Toktuk, Sensasi Rasa Durian Khas dari Hutan Mentawai

Sangat disayangkan sekali bila tradisi yang unik ini ditinggalkan apalagi dilupakan, ketika budaya atau tradisi kita telah diambil oleh orang lain kita ramai-ramai protes sementara kita sendiri tidak mampu mempertahankannya. Mudah-mudahan tradisi malamang tetap ada sampai kapanpun. Aamiin.

IKLAN
Tags: malamang

Related Posts

Rendang Lokan, Varian Rendang dari Kerang Hitam Khas Pesisir Selatan

Rendang Lokan, Varian Rendang dari Kerang Hitam Khas Pesisir Selatan

02 Februari 2023
6 Pantangan Makanan Dan Minuman Bagi Penderita Diabetes

6 Pantangan Makanan Dan Minuman Bagi Penderita Diabetes

02 Februari 2023
5 Cara Meningkatkan Sistim Imun Tubuh di Saat Musim Pancaroba

5 Cara Meningkatkan Sistim Imun Tubuh di Saat Musim Pancaroba

01 Februari 2023
Instagram Katupek pical Kapau

Katupek Pical Kapau, Sarapan Pagi Minang Maimbau Khas Agam

01 Februari 2023
Beberapa Tanda Kematangan Emosi Seorang Perempuan

Beberapa Tanda Kematangan Emosi Seorang Perempuan

01 Februari 2023
Senin Pagi IHSG Dibuka Menguat Tipis

Awal Bulan, IHSG Ditutup Menguat ke Level 6.862

01 Februari 2023

Berita Terkini

  • All
  • Berita Pilihan
  • Nasional
  • Sumbar

Rendang Lokan, Varian Rendang dari Kerang Hitam Khas Pesisir Selatan

Cegah KDRT karena Pernikahan Dini, DP3AP2KB Kota Padang Lakukan Cara Ini

Pemko Solok Launching Tiga Aplikasi Baru, Untuk Apa Saja itu?

Grebek pijat plus-plus, Satpol PP Padang proses seorang Wanita

6 Pantangan Makanan Dan Minuman Bagi Penderita Diabetes

Tahun Ini Pemerintah akan Umumkan Larangan Ekspor Tembaga Mentah

Populer

  • Penemuan Mayat Tanpa Identitas Membusuk Dalam Gulungan Karpet di Lantai 3 Pasar Raya Padang

    Penemuan Mayat Tanpa Identitas Membusuk Dalam Gulungan Karpet di Lantai 3 Pasar Raya Padang

    435 shares
    Share 174 Tweet 109
  • Polisi Sebut Alasan Laporan Penculikan Anak di Solok Karena Sang Ibu Sering Marah-marah

    401 shares
    Share 160 Tweet 100
  • Terkait Dugaan Penculikan Anak di Solok, Ternyata Hanya Rekayasa

    371 shares
    Share 148 Tweet 93
  • Terungkap! Penculikan Pelajar SD di Padang Hanya Skenario, Korban Karang Cerita Lantaran Takut Masuk Sekolah

    608 shares
    Share 243 Tweet 152
  • Pelaku Begal Payudara Ditangkap Polisi di Bukittinggi, Korbannya Pelajar

    396 shares
    Share 158 Tweet 99
  • Contact
  • Redaksi
  • Visi dan Misi
  • Advertise
  • About Us
  • Pedoman Media Siber

Website ini diterbitkan oleh PT Infosumbar Media Kreasi | © 2010 - 2022

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • EKONOMI & BISNIS
    • TEKNO & SAINS
    • PENDIDIKAN
    • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • PADANG
    • SOLOK RAYA
    • AGAM – BUKITTINGGI
  • DIREKTORI
  • WISATA
  • LOWONGAN KERJA
  • EVENTS
    • SEMINAR
    • SENI & BUDAYA
    • LOMBA
    • MUSIK
  • LAINNYA
    • #PANTUNMINANG
    • KOMUNITAS
    • BUDAYA & SENI
    • MINANGKABAU
    • INFOSUMBARPEDIA
    • MOTIVASI
    • LIFESTYLE
    • FOTO
    • MUSIK
    • PROFIL
    • VIDEO
  • ARTIKEL
  • LIGA FUTSAL IS

Website ini diterbitkan oleh PT Infosumbar Media Kreasi | © 2010 - 2022