Infosumbar.net – Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan antara komunikan (pengirim pesan) dengan komunikator (penerima pesan) yang memiliki makna untuk bisa memotivasi orang lain agar mau melakukan sesuatu, menyampaikan ide, yang akan mengubah pola pikir, emosional dan logika orang lain.
Contohnya di bidang Kesehatan adalah komunikasi persuasif antara Penyuluh Kesehatan dengan pasangan usia subur (PUS) dalam memberi informasi tentang pentingnya mereka ikut kegiatan IVA tes untuk mendeteksi dini gejala prakanker, kalau hasilnya positif, bisa cepat diambil tindakan pencegahannya agar tidak menjadi kanker serviks yang ganas dan mematikan banyak kaum wanita usia subur.
Kegiatan komunikasi tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga persuasif yang bersifat mengajak orang lain agar bersedia menerima paham atau keyakinan untuk melakukan tindakan yang diinginkan oleh komunikator. Tetapi pesan persuasif yang sudah diterima masyarakat tidak selalu dilakukan dalam kehidupan sehari hari.
Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pemahaman, pendidikan, pengalaman dan pengaruh lingkungnan tempat mereka tinggal. Dalam kasus peningkatan kanker seviks pada Pasangan Usia Subur (PUS) sangat di pengaruhi oleh komunikasi persuasif yang dilakukan oleh kader Kesehatan (komunikator). Terutama tentang pengenalan Kegiatan IVA tes (Inspeksi Visual Asam Asetat test ) untuk mendeteksi dini Kanker Serviks yang terjadi pada PUS.
Kanker serviks adalah salah satu penyakit kanker yang di derita oleh kebanyakan PUS. Di Indonesia pada tahun 2018 memiliki kasus penyakit kanker sebesar 348,809 jiwa dan total kematian dari angka tersebut yaitu sebesar 207,210 jiwa. Penyebab kanker secara umum tertinggi yaitu kanker payudara sebesar 16,7% dan kemudian yaitu kanker serviks sebesar 9,3% yang menyebabkan kematian sebesar 8,8% (WHO, 2020).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4% per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79% per 1000 penduduk ada tahun 2018. Berdasarkan data tersebut, prevalensi tertinggi berada pada Yogyakarta yaitu sebesar 4,86% per 1000 penduduk, kemudian disusul oleh provinsi Sumatera Barat yaitu sebesar 2,47% per 1000 penduduk. Angka kejadian kanker tertinggi di Indonesia untuk perempuan adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1% per 100.000 penduduk, dan kemudian diikuti oleh kanker serviks yaitu sebesar 23,4% per 100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2019).
Menurut World Health Organization (WHO) (2018) kematian yang disebabkan oleh kanker dapat dikurangi jika kasus terdeteksi ddan ditangani secara dini. Salah satu upaya untuk mendeteksinya yaitu dengan melakukan skrining. Pemerintah Indonesia (Kepmenkes RI, 2016) telah mengupayakan untuk menurunkan prevalensi kanker serviks tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.796/Menkes/SK/VII/2010 tentang pedoman teknis pengendalian kanker payudara dan kanker leher rahim. Dalam Kepmenkes tersebut dijelaskan upaya pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan melakukan skrining menggunakan metode pemeriksaan IVA.
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia (2019) menunjukkan bahwa persentase pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Indonesia masih sekitar 12,2% dan di Provinsi Sumatera Barat masih sekitar 24,0% (Kemenkes RI, 2020). Angka tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan target yang diharapkan di tahun 2019 yaitu sebesar 50% (Profil Kesehatan RI, 2020).
Komunikasi persuasif kader kesehatan yang efektif apabila PUS paham dan mengerti isi pesan dari komunikan dan ada keinginan untuk berpikir dan ingin melakukan apa yang diinformasikan oleh kader Kesehatan (komunikan) tersebut. Pada contoh diatas, Kader kesehatan memberikan pemahaman kepada PUS beserta keluarganya mengenai pentingnya informasi kegiatan IVA tes untuk mencegah mereka dari terserang kanker serviks secara dini.
Pesan persuasif dibedakan menjadi dua bentuk yaitu verbal (berupa pengucapan kata atau lisan) dan non verbal (penyampaiannya dengan menggunakan spanduk, media cetak (surat kabar), dan slogan.
Apa saja yang diperlukan dalam penyampaian pesan persuasif tersebut? Dilihat dari komponen yang terdapat dalam pesan, maka dapat disimpulkan bahwa kominikator, pesan, media dan komunikan dalam hal ini adalah komponen penting.
Adapun manfaat dari pesan persuasif dalam komunikasi Kesehatan dalam hal ini kader Kesehatan adalah membantu PUS dalam mengambil keputusan untuk mau mengikuti kegiatan IVA tes dengan kesadaraan sendiri, demi menjaga kesehatanya untuk terhindar dari penyakit kanker yang dilakukan oleh petugas kesehatan terhadap PUS dan keluarganya. Hal yang paling penting di dalam komunikasi persuasif yang dilakukan oleh petugas kesehatan ini adalah membangun awal yang baik seperti menjadikan mereka sebagai keluarga atau sahabat yang membuat mereka merasa nyaman sehingga mendapatkan titik yang menjadi daya tarik dari PUS tersebut.
Al Alif Raihanul Assam Ibnu Dzaky
(Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu dan Politik Universitas Andalas)