Halo, Dunsanak. Pada hari Jum’at (13/12) kemarin, Dasum diundang oleh panitia dari event Gathering Komunitas, yaitu Saparinduan 2019 untuk mengikuti Trip Kota Padang-Kota Pariaman bersama teman-teman Komunitas Motor dan Mobil yang ada di Kota Padang dalam rangka kampanye #MoveOnPremium, #AntiNgantri, dan #PadangBeda yang digalakkan oleh Pertamina. Trip ini diikuti oleh 3 mobil dan 3 motor yang dikemudikan oleh teman-teman Komunitas. Pada 3 Mobil tersebut masing -masing diisi dengan bahan bakar Premium, Pertalite, dan Pertamax. hal itu bertujuan untuk menguji ketahanan mesin masing-masing kendaraan yang nantinya akan diuji emisi pada akhir Trip ini. Mobil yang kita gunakan pada Trip ini adalah mobil Toyota Avanza tahun 2012 dengan kapasitas mesin 1.300cc.
Pukul 11.00 WIB – Start di Kupi Batigo
Start dimulai pada pukul 11 Jum’at siang di Kupi Batigo, dilepas oleh beberapa Ketua Komunitas Otomotif di Kota Padang, Rombongan Trip Saparinduan langsung melaju melewati tengah Kota Padang menuju Kota Pariaman. Iring-iringan mobil diawali oleh mobil pertama yang menggunakan Bahan Bakar Pertamax, diikuti Premium dan Pertalite di posisi terakhir.
Pukul 11.55 WIB – Tukar Pengemudi di Pasar Usang, Kab. Pariaman
Kami tiba di SPBU pertama Pasa usang untuk melakukan pergantian pengemudi dengan tujuan tiap pengemudi dapat merasakan perbedaan pada kendaraan saat menggunakan bahan bakar yang berbeda. Sedangkan saya yang bertindak sebagai penumpang tetap duduk manis di mobil yang sama. hehe
Pukul 12.21 WIB – TIba di Kota Pariaman
Kami tiba di Kota Pariaman, dikarenakan waktu sholat jumat yang sudah tiba, saya beserta semua rombongan yang laki-laki berhenti sejenak untuk melaksanakan kewajiban kami sebagai umat muslim untuk sholat jumat. Setelah itu kami langsung melaju ke Pantai Gondoriah untuk mengisi perut yang sudah waktunya diisi dengan masakan khas pariaman
Pukul 13.16 WIB – Tiba di Pantai Gandoriah
Setibanya di Pantai Gandoriah, kami langsung pergi ke sebuah rumah makan yang terlebih dahulu telah di pesan oleh pihak panitia. Dengan suguhan gulai Kapalo Ikan, Ayam Goreng, Gulai Jariang, Samba Jariang dan sambal lainnya, kami menyantap suguhan tersebut dengan diselingi candaan yang cukup lucu dari teman-teman komunitas. setelah makan siang, kami mendapat kesempatan untuk bertemu Walikota Pariaman, disembatkan satu petikan berfoto bersama sebelum berangkat kembali menuju Padang.
Pukul 14.50 WIB – Berangkat Kembali Menuju Kota Padang Melalui Ulakan.
dengan perut yang sudah terisi penuh, saya beserta rombongan Trip langsung melajukan mobil kami melalui Ulakan, sengaja kami memilih jalan yang berbeda dengan keberangkatan untuk mendaparkan exprerience yang berbeda dengan keberangkatan.
Pukul 15.58 WIB – Tiba di Bandara Int’l Minangkabau
Mobil yang kami kendarai sudah tiba di Jalan bandara Int’l Minangkabau, langsung saja saya dan rombongan menuju By-Pass Kota Padang untuk kembali ke Kupi Batigo melalui Jalan Ampang. Kondisi Jalan yang mulai macet ketika mulai memasuki By-Pass menjadi salah satu faktor keterlambatan kami tiba di Kupi Batigo.
Pukul 16.35 WIB – Tiba di Kupi Batigo
Saya dan Rombongan Trip Saparinduan 2019 tiba di Kupi Batigo, seketika kami disambut oleh beberapa Ketua Komunitas dan pengisi acara yang sudah hadir untuk mengikuti Talkshow yang akan diadakan bersama para ahli di bidangnya untuk membahas hasil uji emisi kendaraan yang mengikuti trip Padang-Pariaman.
Hasil Uji Emisi Kendaraan
Dari 3 jenis Bahan Bakar yang digunakan oleh 3 kendaraan yang mengikuti Trip dari Kota Padang-Kota Pariaman-Kota Padang tadi, dapat dilihat setelah dilakukan Uji Emisi pada kendaraan bahwa nilai lamda pada bahan bakar Pertamax menunjukkan nilai Lamda yang lebih tinggi dibandingkan Premium atau Pertalite (Nilai Lamda >1% Bahan bakar irit, nilai Lamda <1% bahan bakar boros), itu juga menjukkan bahwa kendaraan yang menggunakan bahan bakar Pertamax lebih irit dibandingkan Pertalite atau Premium.
Point yang bisa dibaca dari hasil Uji Emisi menunjukkan kalau nilai 02, CO, HC pada semua kendaraan masih berada di bawah ambang batas. Walau hasil dari setiap jenis bahan Bakar berbeda, hal ini tidak bisa dijadikan acuan dikarenakan kondisi mesin yang sudah terpakai sebelumnya.
Pada intinya, jika dilihat dari segi teknis, BBM dengan oktan rendah dimana diantara dari ketiga jenis ini adalah bahan bakar Premium, sudah tidak cocok lagi digunakan untuk kendaraan saat ini.
Sebagai penutup, memang sudah seharusnya Bahan Bakar Subsidi hanya boleh digunakan oleh Kendaraan Pelayanan Umum, Usaha Mikro, Usaha Perikanan, dan Usaha Pertanian. Selain yang seperti yang ditulis, Pengisian bahan bakar Pertalite sudah lebih bagus, kok, dengan harga yang tidak jauh beda, Kondisi Mesin dengan Bahan Bakar yang digunakan juga lebih cocok. Kalau ada uang lebih, baru deh isi Pertamax, hehe. Sekian perjalanan Dasum kali ini, semoga ada kesempatan untuk membahas hal-hal menarik lainnya. Terima kasih.