Oleh Dwino Scorpio, jurusan sastra Minangkabau, Universitas Andalas
Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang penuh berkah, penuh ampunan yang diberikan oleh Allah SWT. Bulan Ramadhan bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh dunia, untuk memfokuskan diri untuk beribadah dan memperbanyak amal kebaikan. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang mewajibkan untuk berpuasa selama satu bulan bagi umat muslim.
Selain untuk memperbanyak beribadah biasanya saat bulan ramadhan juga banyak orang memburu takjil untuk berbuka puasa, dan para pedagang juga memanfaatkan bulan Ramadhan untuk menjual takjil yang berupa makanan dan minuman.
Takjil adalah makanan dan minuman yang merupakan salah satu ciri khas saat bulan ramadhan. Takjil biasanya dimakan atau diminum saat waktu berbuka dan sebagai makanan pembuka saat menyelesaikan ibadah puasa. Ternyata di setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing terhadap makanan dan minuman yang digunakan untuk takjil dan berbuka puasa.
Ada beberapa takjil yang harus di coba saat bulan Ramadhan, seperti takjil yang berada di Sumatra Barat yang memiliki takjil tradisional yang tidak boleh dilewatkan. Takjil-takjil tersebut seperti: aia aka, es tebak, kue mangkuak, lamang tapai, lapek Bugih, Cindua.
Supaya lebih jelas tentang makanan dan minuman takjil tradisional diatas, berikut ini merupakan penjelasannya,
1. Aia aka
Aia aka atau ubek tawa adalah salah satu minuman tradisional Minangkabau yang cocok untuk takjil dibulan Ramadhan, karena memiliki rasa yang manis asam dan menyegarkan untuk tenggorokan yang dapat menghilangkan dahaga, tidak hanya menyegarkan, aia aka juga memiliki manfaat untuk menurunkan panas dalam dan melancarkan pencernaan.
Aia aka terbuat dari perasan daun cincau dan dibiarkan mengenal seperti agar-agar, setelah mengental, aia aka tersebut disuguhkan dengan campuran bahan-bahan seperti, santan, gula merah, air daun kacang dan asam.
Biasanya harga aia aka tidak terlalu mahal, dan masih mudah di temukan. Biasanya penjualan aia aka berjualan dengan cara berkeliling kampung dengan sepeda motor, dan tidak lupa penjual juga menghidupkan musik tradisional seperti saluang sebagai ciri khas bagi penjual aia aka.
2. Es tebak
Es tebak adalah es campur yang berasal dari Payakumbuh, Sumatra Barat, yang sekarang sudah menyebar keberbagai daerah, dan mudah di temukan apalagi saat bulan Ramadhan. Es tebak berupa hidangan minuman yang segar yang terbuat dari campuran beberapa bahan seperti sirup bewarna merah, kolang-kaling, cincau, ketan hitam, tape, roti, tebak, dan campuran buah-buahan, seperti alpukat, nangka. Dan yang terakhir ditambahkan batu es supaya memiliki rasa yang lebih segar.
Saat bulan Ramadhan tiba, es tebak merupakan salah satu takjil yang banyak dijual untuk berbuka puasa karena memiliki rasa yang manis dan segar, sehingga es tebak menjadi buruan bagi para pencari takjil untuk berbuka puasa.
3. Kue mangkuak
Salah satu makanan tradisional Minangkabau yang cocok dijadikan takjil adalah kue mangkuak. Kue mangkuak terbuat dari tepung beras, santan kelapa, gula putih, gula merah, dan rempah-rempah, semua bahan tersebut dicampur dan dicetak dengan cetakan dari tempurung kelapa. Kue mangkuak memiliki rasa yang gurih dan lembut saat dikunyah dan memiliki aroma yang wangi. Tetapi saat ini kue mangkuak sudah jarang terlihat.
4. Lamang tapai
Lamang tapi merupakan makanan Minangkabau yang terbuat dari ketan putih yang dicampur dengan santan kelapa, setelah dicampur lalu adonan tersebut dimasukkan kedalam bambu muda yang telah di potong dan dibalut dengan daun pisang, selanjutnya dibakar diatas bara api. Setelah lamang jadi lalu dicampur dengan tapai. Tapai adalah ketan merah yang di fermentasi selama beberapa hari yang diberi ragi.
Lamang tapai memiliki rasa yang gurih dan sedikit asam dari campuran tapai. Lamang tapai sangat cocok untuk saat berbuka puasa. Lamang tapai juga bisa dimakan dengan campuran buah durian, roti dan srikaya. lamang tapai dapat ditemukan di pasar-pasar tradisional di Sumatra Barat.
5. Lapek Bugih
Lapek Bugih merupakan makanan tradisional Minangkabau, yang terbuat dari bahan-bahan tepung kanji, garam, tepung ketan hitam, air hangat dan daun pisang sebagai pembungkusnya. Lapek Bugih biasanya dijadikan salah satu makanan saat tradisi maantaan pabukoan pada saat memasuki bulan Ramadhan.
Lapek Bugih memiliki tekstur yang kenyal dan rasa manis, dan cocok untuk makanan penutup atau sebagai makanan pencuci mulut, dan cemilan saat berbuka puasa.
6. Cindua
Cindua atau es cendol merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan takjil berbuka puasa karena menyegarkan dan dapat menghilangkan dahaga setelah berpuasa seharian. Cindua atau es cendol memiliki dua warna yaitu warna hijau dan coklat yang terbuat dari tepung beras dan tepung sagu. Biasanya es cindua atau es cendol dipadukan dengan emping, santan, parutan kelapa, gula merah dan terakhir ditambahkan dengan parutan es.
Biasanya cindua ini menjadi salah satu incaran bagi masyarakat Minang saat bulan Ramadhan sebagai takjil untuk berbuka puasa.
7. Onde-onde
Onde-onde merupakan makanan yang terbuat dari tepung ketan dan diberi pewarna hijau dan dibentuk bulat-bulatan kecil seperti bola pingpong, lalu adonan tersebut dilubangi dan masukan gula merah kedalamnya, setelah itu adonan tersebut dikukus. Setelah masak lalu adonan tersebut ditaburi dengan parutan kelapa.
Onde-onde masih mudah didapatkan, apalagi saat bulan Ramadhan, onde-onde dijajarkan dipinggir jalan atau di pasar pabukoan. Yang biasanya onde-onde dijual dengan harga 5000 dalam wadah yang sudah dikemas, biasanya berisi sekitar 10-20 onde-onde.
Demikian ulasan beberapa makanan atau minuman tradisional Minangkabau yang cocok untuk dijadikan takjil disaat bulan Ramadhan yang wajib di coba, saat anda mengunjungi Sumatra Barat.