Berangkat dari kegelisahan dan kekhawatiran melihat kondisi sungai dan pantai di kota Padang
yang tingkat pencemarannya yang semakin parah, Komisaris Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI), Adrianof A Chaniago, menginisiasi sebuah gerakan sosial, yaitu Gerakan Sungai Bersih yang melibatkan 6 BUMN, para pegiat wisata dan lingkungan, Pemko Padang, Polresta, Kodim, dan beberapa unsur lain di kota Padang.
Enam BUMN yang berpartisipasi dalam kegiatan Gerakan Sungai Bersih tersebut adalah BRI, Pegadaian, Telkom Indonesia, Pertamina, Angkasa Pura II, dan Pelindo II.
Gerakan Sungai Bersih ini rencananya akan dilaksanakan pada Minggu, 29 Juli 2018, di Sungai Batang Arau, Padang, dengan puncak acara diadakan pada sebuah lapangan di pinggiran Sungai Batang Arau. Sebelum ke puncak acara, semua unsur yang terlibat akan melakukan aksi pemungutan sampah di Sungai Batang Arau dengan menggunakan sejumlah perahu motor.
“Sungai adalah aset bersama yang bisa memberi manfaat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat jika air sungai dan lingkungan sungai bersih dari sampah. Kegiatan-kegiatan ekonomi di sektor pariwisata bisa tumbuh jika kondisi sungai bersih”, ujar Andrinof
“Di negara lain sudah lama orang memanfaatkan sungai untuk tempat rekreasi warga dan tempat untuk menjalankan usaha pariwisata, seperti kuliner, penyewaan perahu, berlayar sambil makan-minum, berfoto, dan sebagainya,” lanjut Andrinof.
Saat ini di Indonesia tingkat pencemaran sungai cukup tinggi, bahkan diperkirakan sungai tercemar mencapai angka 70%. Penyebabnya adalah minimnya kesadaran warga untuk membuang sampah pada tempatnya dan kurangnya pemahaman atas manfaat sungai yang bersih.
Akibatnya perilaku manusia tersebut menjadi penyumbang terbesar pencemaran sungai dan pantai di Indonesia. Saat ini hampir semua muara sungai penuh dengan sampah.
Kondisi ini telah menghilangkan banyak peluang, mulai dari kesempatan untuk tumbuh sehat bagi anak-anak, perkembangan spesies ikan yang menjadi sumber penghasilan nelayan, usaha wisata bagi warga, hingga sumber PAD bagi pemko.

Meski cukup terlambat, pihak terkait harus mulai memberi perhatian pada masalah sampah dan kebersihan sungai ini. “Sekarang saatnya kita harus memulai mengubah wajah sungai di kota Padang. Kalau di Surabaya bisa, mengapa kita tidak bisa. Kita lebih beruntung karena sungai kita bagus dan layak untuk wisata sungai,” tambah Andrinof.
Dengan adanya Gerakan Sungai Bersih ini, besar harapan kita agar terwujudnya kepedulian serta timbulnya keinginan masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar. Gerakan ini juga diharapkan bisa memberikan edukasi kepada masyarakat untuk membudayakan buang sampah pada tempatnya agar terwujud sungai yang bersih, indah, dan nyaman untuk melakukan berbagai aktifitas.
Dengan lahirnya pertumbuhan ekonomi baru di wilayah sekitar sungai, maka hal tersebut juga bisa membuka lapangan pekerjaan baru. Munculnya usaha-usaha baru di sekitar daerah sungai yang bersih dan tertata, maka tentunya akan menciptakan lapangan pekerjaan baru sehingga akan memicu pertumbuhan ekonomi yang akan berdampak pada penghasilan daerah.
Ketua panitia Gerakan Sungai Bersih, Syafriawati, menjelaskan bahwa aksi tanggal 29 Juli nanti akan melibatkan masyarakat dari 6 kelurahan yang berada di tepian Sungai Batang Arau, Padang.
“Beberapa hari sebelum acara puncak, panitia akan melakukan pra kegiatan bersama tokoh-tokoh warga dan pemuka agam. Pra kegiatan ini juga akan melibatkan unsur-unsur seperti kecamatan, kelurahan, Koramil, dan Polsek,” ujar Syafriawati yang dikalangan pegiat lingkungan akrab dipanggil Bundo Wati.